Dia menyoroti bahwa Indonesia masih tertinggal dari negara lain dalam jumlah lembaga think tank. Saat ini, Indonesia hanya memiliki sekitar 37 lembaga, jauh di bawah Amerika Serikat yang memiliki lebih dari 2.000, China sekitar 1.400, India sekitar 600, bahkan Vietnam mencapai 180 lembaga.
“Ini bukan sekadar angka, ini cermin dari kapasitas ekosistem pemikiran bangsa kita. Sebuah think tank yang kuat memiliki fungsi strategis menjadi penghubung antara ilmu, invention, inovasi, dan kebijakan,” tandasnya.
Prasasti diperkuat oleh berbagai tokoh nasional dari beragam latar belakang. Pada jajaran Dewan Penasihat terdapat Burhanuddin Abdullah (Gubernur BI 2003-2008), Gandi Sulistiyanto (Dubes RI untuk Korsel 2021-2023), Ellyus Achiruddin dan Prijono Sugiarto.
Dewan Pengawas Prasasti mencakup tokoh-tokoh seperti Soedradjad Djiwandono (Gubernur BI 1993-1998), Fuad Bawazier (Menkeu 1998), Jimly Asshiddiqie (Ketua MK 2003-2008), Ronald Waas, Ilya Avianti dan Laode Masihu Kamaluddin.
Adapun Dewan Pakar Prasasti beranggotakan figur-figur teknokrat seperti Chatib Basri (Menkeu 2013-2014), Arcandra Tahar (Wamen ESDM 2016–2019), Erica Soeroto, Halim Alamsyah, Nawal Nely dan Pramudya A Oktavinanda.
(Dani Jumadil Akhir)