Di tengah kondisi global tersebut, Mahendra mencatat tren ekonomi dunia mulai menunjukkan moderasi dan sebagian besar indikator berada di bawah ekspektasi semula.
Baginya, hal ini mendorong kebijakan fiskal dan moneter global yang lebih akomodatif. Namun demikian, Federal Reserve masih mempertahankan tingkat suku bunga acuan.
“Di Amerika Serikat, meski outlook pertumbuhan ekonomi diturunkan, Bank Sentral Amerika, The Fed masih belum menurunkan suku bunga dan mempertahankannya untuk FFR di kisaran 4,25 persen-4,5 persen,” kata Mahendra.
Seperti diketahui, Amerika Serikat belum lama ini kembali menetapkan tarif terhadap sejumlah negara, termasuk Indonesia. Menurutnya, Fed masih menanti kejelasan terkait kebijakan tarif dan dampaknya terhadap inflasi sebelum mengambil keputusan lebih lanjut.
OJK menyatakan pihaknya terus mencermati perkembangan geopolitik global serta dampaknya terhadap volatilitas pasar keuangan dan kinerja sektor riil di dalam negeri.
Pihaknya memita seluruh lembaga jasa keuangan untuk aktif melakukan asesmen lanjutan terhadap situasi terkini agar dapat mengantisipasi potensi peningkatan risiko yang mungkin timbul.
“OJK mencermati dan melakukan asesmen berkala terhadap perkembangan kondisi geopolitik global yang berpotensi meningkatkan volatilitas pasar keuangan,” tutur Mahendra.
(Dani Jumadil Akhir)