Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

5 Fakta Kemiskinan di Indonesia, Pulau Jawa Terbanyak hingga Perkotaan Meningkat

Feby Novalius , Jurnalis-Minggu, 27 Juli 2025 |05:10 WIB
5 Fakta Kemiskinan di Indonesia, Pulau Jawa Terbanyak hingga Perkotaan Meningkat
Angka kemiskinan di Tanah Air mencapai 23,85 juta jiwa, atau 8,74?ri total populasi. (Foto: Okezone.com)
A
A
A

JAKARTA – Jumlah penduduk miskin di Indonesia terus menurun dalam dua dekade terakhir. Terbaru, angka kemiskinan di Tanah Air mencapai 23,85 juta jiwa, atau 8,74% dari total populasi.

Tingkat kemiskinan pada Maret 2025 menurun 0,2 juta jiwa dibandingkan September 2024.

Meski menurun, tetap ada sorotan terkait kemiskinan, seperti jumlah penduduk miskin yang masih terkonsentrasi di Pulau Jawa. Kemudian, jumlah penduduk miskin ekstrem di Indonesia sebanyak 2,38 juta orang.

Berikut fakta-fakta menarik terkait kemiskinan di Indonesia, Minggu (27/7/2025):

1. Jumlah Orang Miskin Turun

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan tingkat kemiskinan Indonesia dari segi persentase jumlah penduduk miskin terhadap total populasi berdasarkan laporan Maret 2025. Persentase penduduk miskin pada Maret 2025 sebesar 8,74% atau setara 23,85 juta jiwa.

"Sebagai bahan perbandingan, pada September 2022 dibandingkan Maret 2022, kemiskinan meningkat 0,03 persen. Kemudian sejak Maret 2023 sampai Maret 2025, kemiskinan berangsur mengalami penurunan," kata Deputi Bidang Statistik Sosial BPS, Ateng Hartono.

2. Kemiskinan di Perkotaan dan Pedesaan

Pada Maret 2025, tingkat kemiskinan di perkotaan sebesar 6,73%, sedangkan di pedesaan sebesar 11,03%. Artinya, desa lebih banyak memiliki penduduk miskin dibandingkan perkotaan, jika dilihat terhadap total penduduk masing-masing wilayah.

"Nah, persentase kemiskinan di pedesaan pada Maret 2025 yang tadi 11,03% mengalami penurunan 0,31 persen poin jika dibandingkan dengan September tahun 2024," ungkap Ateng.

Walaupun demikian, BPS mencermati persentase penduduk miskin di perkotaan pada Maret 2025 yang sebesar 6,73% mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan kondisi September 2024. Penduduk miskin di kota meningkat sekitar 0,07 persen poin.

"Nah, selain tadi kemiskinan baik kota dan desa, juga salah satu indikator yang penting diperhatikan adalah indeks kedalaman dan indeks keparahan," katanya.

3. Angka Kemiskinan Terendah di Maret 2025

Ateng mengungkapkan, angka kemiskinan ini merupakan yang terendah selama dua dekade terakhir. Namun, BPS menyoroti adanya dinamika yang berbeda antara wilayah perkotaan dan perdesaan.

"Angka kemiskinan, teman-teman media ya, di tahun 2025 ini merupakan yang terendah selama dua dekade terakhir," ujar Ateng.

 

4. Kemiskinan Ekstrem Capai 2,38 Juta Orang

BPS merilis data baru yakni kemiskinan ekstrem secara nasional berdasarkan implementasi Inpres No. 8 Tahun 2025. Penduduk miskin adalah penduduk yang pengeluaran per kapita bulanannya di bawah garis kemiskinan.

Sedangkan penduduk miskin ekstrem adalah penduduk dengan pengeluaran per kapita di bawah USD 2,15 PPP tahun 2017 per hari berdasarkan standar World Bank.

"Berdasarkan data Susenas Maret 2025, jumlah penduduk miskin ekstrem di Indonesia sebanyak 2,38 juta orang, atau turun sebanyak 0,40 juta orang dibandingkan dengan September tahun 2024," kata Ateng.

Adapun jika dibandingkan dengan setahun yang lalu atau Maret 2024, terjadi penurunan 1,18 juta orang.

Dari sisi persentasenya, penduduk miskin ekstrem terhadap total penduduk pada Maret 2025 mencapai 0,85%, atau turun sekitar 0,14 persen poin.

"Jika dibandingkan dengan September 2024 atau Maret 2024 yang lalu, turun 0,41 persen poin," ujar Ateng.

5. Penduduk Miskin Terbanyak di Pulau Jawa

Ateng Hartono mengatakan, jumlah penduduk miskin masih terkonsentrasi di Pulau Jawa.

"Teman-teman media dan Bapak-Ibu semuanya, jumlah penduduk miskin masih terkonsentrasi di Pulau Jawa, yaitu sebanyak 12,56 juta penduduk miskin berada di Pulau Jawa," ungkap Ateng.

Menurut Ateng, kontribusi kemiskinan di Pulau Jawa sekitar 52,66% terhadap total jumlah penduduk miskin nasional.

BPS juga mencermati, per pulau, jumlah penduduk miskin paling sedikit berada di Kalimantan, yaitu 0,89 juta orang atau sekitar 3,75% dari total penduduk miskin nasional.

"Nah, jika dibandingkan antara Maret 2025 dengan September 2024, hampir seluruh pulau mengalami penurunan jumlah dan persentase penduduk miskinnya," ujar Ateng.

Adapun BPS mencatat penurunan paling besar terjadi di Bali dan Nusa Tenggara, yaitu pada Maret 2025 menurun 0,22 persen poin dibandingkan dengan September 2024.

"Nah, kecuali di Maluku dan Papua, yang persentase dan jumlah kemiskinannya mengalami peningkatan," ungkapnya.

(Feby Novalius)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement