Ekspor hasil industri pengolahan yang naik cukup besar yaitu minyak kelapa sawit, logam dasar bukan besi, kimia dasar organik yang bersumber dari hasil pertanian, semikonduktor dan komponen elektronik lainnya, serta peralatan listrik lainnya.
Menurut Pudji, ekspor sektor pertanian, kehutanan dan perikanan tumbuh 49,77 persen. Ekspor hasil pertanian yang naik cukup besar kopi, buah-buahan tahunan, tanaman obat, aromatik dan rempah-rempah, sayur-sayuran, ikan segar atau dingin hasil tangkap.
Jika dilihat menurut negara dan kawasan tujuan utama ekspor, nilai ekspor non migas ke China tercatat USD29,31 miliar atau naik 8,37 persen dibandingkan Januari-Juni 2024.
Jika dibandingkan secara kumulatif di periode tahun lalu, pada Januari-Juni 2025 ekspor non migas ke Amerika Serikat, ASEAN dan Uni Eropa mengalami peningkatan. Sementara ke India mengalami penurunan.
Untuk nilai ekspor hanya Juni 2025 mencapai USD23,44 miliar atau naik 11,29 persen dibanding Juni tahun lalu.
Adapun total nilai ekspor mengalami kenaikan secara tahunan, utamanya didorong oleh kenaikan nilai ekspor nonmigas yaitu pada komoditas bijih logam perak dan abu, lemak dan minyak hewan nabati, serta logam mulia perhiasan dan permata.
Nilai ekspor migas tercatat USD1,11 miliar atau turun 9,85 persen, sedangkan nilai ekspor non migas tercatat naik 12,61 persen dengan nilai USD22,33 miliar.
(Taufik Fajar)