Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

IHSG Diproyeksi Fluktuatif di Tengah Sentimen Global dan Domestik

Anggie Ariesta , Jurnalis-Senin, 04 Agustus 2025 |08:43 WIB
IHSG Diproyeksi Fluktuatif di Tengah Sentimen Global dan Domestik
IHSG Pekan Ini (Foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan bergerak fluktuatif pada pekan ini (4-8 Agustus 2025). Meskipun IHSG telah menembus level psikologis 7.000, yang menandakan optimisme pasar, investor tetap diimbau untuk waspada.

Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) David Kurniawan menilai beberapa sektor besar, seperti perbankan, menunjukkan perlambatan pertumbuhan laba, bahkan ada beberapa bank besar yang mengalami penurunan.

"Hal ini menunjukkan adanya slow economic growth, meski masih akan banyak perusahaan yang melaporkan laporan keuangannya," kata David dalam risetnya, Senin (4/8/2025).

David menegaskan, kewaspadaan perlu ditingkatkan mengingat kondisi IHSG yang cenderung overbought setelah mengalami kenaikan 8 persen di bulan Juli. Pada pekan lalu, IHSG ditutup di level 7.537, melemah kurang lebih 0,08 persen dibandingkan pekan sebelumnya. Pelemahan ini juga ditandai dengan aksi jual (outflow) investor asing yang mencapai Rp16,4 triliun di pasar reguler.

Meski demikian, IHSG tetap menunjukkan ketangguhannya di tengah ketidakpastian global. Indeks ini sempat menguji level resistansi penting, namun berhasil bertahan di atas level MA20. Ini menandakan optimisme para investor masih kuat.

 

Pelemahan IHSG pekan lalu dipengaruhi oleh sentimen dari global dan domestik. Dari sisi global, ada tekanan pada harga komoditas seperti minyak mentah, nikel, dan batu bara. Nikel jatuh akibat oversupply dan permintaan dari China yang rendah, sementara minyak mentah sempat turun setelah data cadangan dan produksi AS naik.

Sentimen global lainnya datang dari ekspektasi kebijakan suku bunga The Fed. Meskipun The Fed memutuskan untuk menahan suku bunga, data inflasi AS terbaru menunjukkan tren moderat, mendorong ekspektasi pasar bahwa The Fed akan mulai memangkas suku bunga di kuartal IV-2025.

Dari domestik, ada sentimen positif dari sektor palm oil. Ekspor kelapa sawit Indonesia ke India diproyeksikan kembali melewati 5 juta ton pada 2025, seiring dengan turunnya tarif impor India menjadi 10 persen dari sebelumnya 20 persen. Hal ini memperbesar peluang pasar baru bagi emiten sawit nasional.

Dalam risetnya, IPOT merekomendasikan beberapa saham yang dapat dicermati oleh investor:

LSIP: Buy di harga 1.335, dengan target harga 1.450 (8,61 persen) dan stop loss 1.285 (-3,75 persen).
PGEO: Buy di harga 1.685, dengan target harga 1.825 (8,31 persen) dan stop loss 1.610 (-4,45 persen).
EXCL: Buy di harga 2.570, dengan target harga 2.700 (5,06 persen) dan stop loss 2.510 (-2,33 persen).
Reksa Dana Saham: Premier ETF IDX30 (XIIT).

(Taufik Fajar)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement