Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Adu Kekayaan Israel dengan Qatar, Bak Bumi dan Langit

Najwa Aulia Taufik , Jurnalis-Minggu, 14 September 2025 |20:33 WIB
 Adu Kekayaan Israel dengan Qatar, Bak Bumi dan Langit
Adu Kekayaan Israel dengan Qatar, Bak Bumi dan Langit (Foto: Ilustrasi: Freepik)
A
A
A

Berbeda dengan Qatar, Israel tidak memiliki cadangan minyak atau gas besar untuk menopang ekonominya. Negara ini terletak di tepi Laut Mediterania dengan wilayah kecil, sering dilanda konflik, namun mampu masuk jajaran negara maju dengan PDB sekitar 522 miliar dolar AS pada 2022.

Kekuatan utama Israel ada pada teknologi. Negara ini dikenal sebagai “Startup Nation” karena melahirkan banyak perusahaan rintisan inovatif yang mendunia, termasuk aplikasi peta digital populer dan berbagai teknologi komputasi awan. Sektor teknologi tinggi menyumbang hampir setengah dari total ekspor Israel dan menjadi tulang punggung perekonomian.

Selain itu, Israel juga menjadi pusat perdagangan berlian internasional dan memiliki industri manufaktur modern yang sudah berkembang sejak 1970-an. Pertanian mereka pun maju pesat berkat teknologi irigasi dan penelitian intensif yang melibatkan kolaborasi erat antara pemerintah dan ilmuwan.

Pertumbuhan ekonomi Israel tidak lepas dari arus imigrasi. Setelah Perang Dunia II, banyak tenaga ahli dari Eropa pindah ke Israel, membawa keahlian dan membangun industri-industri kunci. Gelombang berikutnya datang dari bekas Uni Soviet pada 1990-an, yang semakin memperkuat basis sumber daya manusia terampil.

Faktor lain yang memperkuat perekonomian Israel adalah dukungan finansial dari negara sekutu. Bantuan luar negeri dalam jumlah besar menopang pengembangan riset, pertahanan, hingga infrastruktur. Hal ini membuat Israel tetap stabil meski harus menghadapi konflik berkepanjangan.

Qatar menjadi kaya karena limpahan sumber daya alam dan jumlah penduduk yang sedikit, sementara Israel membangun kekayaan lewat inovasi, riset, dan industri berteknologi tinggi.

Perbandingan keduanya menunjukkan dua jalur berbeda dalam membangun kemakmuran satu dengan kekuatan alam, satunya lagi dengan kekuatan manusia dan teknologi. Namun pada akhirnya, keduanya berhasil masuk jajaran negara dengan perekonomian kuat di dunia, meskipun kondisi geopolitik dan sejarah mereka sangat kontras.
 

(Dani Jumadil Akhir)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement