"Kemudian juga ada juga kegiatan-kegiatan yang tidak sesuai dengan tata ruangnya, misalnya bangunan-bangunan pinggir-pinggir sempadan sungai," jelasnya.
Persoalan lainnya adalah sampah yang juga menjadi perhatian serius. Rasio menyebut KLHK menemukan banyak tumpukan sampah pasca banjir, yang diduga kuat berasal dari aliran sungai. Sampah-sampah ini menyumbat aliran air sehingga menyebabkan banjir.
"Kami temukan adanya sampah-sampah pasca banjir, ini kan menunjukkan juga kemungkinan besar kan sampah-sampah itu masuk ke sungai-sungai, ini juga menyebabkan banjir menjadi semakin parah," terang Rasio.
Di samping itu, curah hujan ekstrem juga disebut sebagai faktor pendukung terjadinya banjir. KLHK mencatat bahwa hujan yang mengguyur Bali mencapai intensitas yang dikategorikan sebagai sangat ekstrem.
"Kemudian memang situasi saat itu kan memang curah hujannya sangat ekstrim ya, sekitar 245 mm per hari, ini juga benar-benar sangat ekstrim jadi faktornya beragam tapi berkaitan dengan faktor-faktor kepatuhan lingkungan, tadi saya sampaikan kami sedang dalami," pungkasnya.
(Taufik Fajar)