“Dulu waktu di KSSK saya selalu bilang coba deh, alat likuid per NCD, alat likuid per DPK, itu hitungannya bagus semua. Tapi kenyataannya beda di lapangan. Artinya alat ukurnya salah,” tegasnya.
Purbaya menambahkan, upaya pengembangan sistem pengawasan likuiditas yang lebih adaptif sebenarnya sudah ia usulkan dalam beberapa rapat KSSK sebelum menjabat sebagai Menteri Keuangan.
“Sudah pernah saya ajukan waktu di rapat KSSK beberapa waktu lalu, malah beberapa kali. Sekarang saya minta mereka belajar lebih dalam untuk melihat alat-alat yang bisa melihat kondisi pasar finansial dengan benar dan in advance. Jadi semacam early indicator, early warning system. Di sistem finansial kita belum punya itu,” ujar Purbaya.
Purbaya menekankan bahwa upaya perbaikan sistem keuangan nasional harus didasarkan pada kondisi riil, bukan sekadar asumsi di atas kertas.
“Kalau saya punya, tapi buat saya sendiri doang, nanti mereka nggak bayar,” selorohnya sambil tertawa.
(Feby Novalius)