Mentan/Kepala Bapanas Amran menegaskan kolaborasi lintas kementerian dan lembaga menjadi kunci utama agar kebijakan pengendalian harga beras berjalan efektif, mulai dari pengawasan distribusi hingga optimalisasi operasi pasar oleh Perum Bulog di seluruh wilayah.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menegaskan bahwa kondisi inflasi nasional saat ini sangat terkendali.
“Inflasi kita year-on-year berada di angka 2,65 persen dan month-to-month hanya naik 0,21 persen dari Agustus ke September. Angka ini sangat baik dan sesuai target pemerintah di kisaran 2,5 persen plus minus 1 persen,” ujar Mendagri Tito.
Mendagri Tito menekankan, beras justru menjadi faktor yang meredam kenaikan inflasi.
"Beras mengalami deflasi sebesar 0,3 persen, artinya harga justru turun dan membantu menekan inflasi. Dari 514 kabupaten/kota, hanya 59 yang harga berasnya naik. Sementara yang turun sudah mencapai 197 kabupaten/kota. Tren ini menunjukkan bahwa pengendalian yang kita lakukan berhasil menjaga stabilitas harga,” ungkapnya.
Pemerintah menargetkan hingga akhir tahun 2025, harga beras di seluruh daerah berada dalam kisaran HET, seiring dengan meningkatnya pasokan dan produksi.
Selain operasi pasar, Bapanas bersama kementerian/lembaga juga memperkuat koordinasi dengan TNI, Polri, dan pemerintah daerah untuk memastikan distribusi berjalan lancar serta mencegah penimbunan atau praktik curang di lapangan.
“Jangan mengganggu kepentingan orang banyak. Ini menyangkut hajat hidup orang banyak, 286 juta orang. Kemudian petaninya 115 juta orang. Ini dua-dua harus kita jaga,” pungkas Mentan/Kepala Bapanas Amran.
(Taufik Fajar)