Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Bank DBS Ungkap 5 Tren yang Membentuk Arah Sustainable Financing Saat Ini

Rizqa Leony Putri , Jurnalis-Jum'at, 24 Oktober 2025 |13:00 WIB
Bank DBS Ungkap 5 Tren yang Membentuk Arah Sustainable Financing Saat Ini
Chief Sustainability Officer DBS Bank Helge Muenkel di ISF 2025. (Foto: dok ISF)
A
A
A

Alih-alih hanya berfokus pada proyek yang sudah ramah lingkungan, pendekatan ini mendukung upaya-upaya seperti pembaruan teknologi, peningkatan efisiensi energi, dan pengurangan emisi operasional. 

Dalam dua tahun terakhir, istilah ini semakin mendapat perhatian di dunia keuangan global seiring dengan meningkatnya kesadaran investor dan pembuat kebijakan bahwa proses dekarbonisasi harus mencakup sektor-sektor yang sulit untuk mengurangi emisinya (hard-to-abate sectors).

Bagi negara berkembang seperti Indonesia, pendekatan ini dinilai sangat relevan. Perekonomian nasional masih sangat bergantung pada energi fosil, sementara kebutuhan akan pertumbuhan sosial-ekonomi tetap tinggi. Transition finance menjadi jembatan antara kebutuhan pembangunan saat ini dan komitmen menuju masa depan rendah karbon, sekaligus membuka ruang bagi inovasi dan inklusi finansial yang lebih luas. 

2. Mendefinisikan Ulang Pembiayaan Melalui Inovasi untuk Mendorong Transformasi Iklim

Jalur menuju net zero tidak hanya membutuhkan teknologi baru, tetapi juga cara berpikir baru tentang pembiayaan. Model pendanaan tradisional seringkali belum mampu memenuhi kebutuhan pendanaan besar untuk dekarbonisasi dan adaptasi. Di sinilah inovasi keuangan berperan penting dalam menciptakan mekanisme yang menghubungkan kinerja iklim dengan nilai finansial.

Salah satu inovasi yang menonjol adalah sistem carbon credit, yang memungkinkan pasar untuk memberikan nilai pada pengurangan emisi, memberikan penghargaan atas kemajuan yang terukur, dan menyalurkan modal ke arah transformasi nyata di lapangan. 

Meski memiliki potensi besar, pasar karbon selama ini masih belum dimanfaatkan secara optimal sebagai mekanisme untuk menyalurkan modal ke proyek-proyek yang memberikan dampak iklim yang terukur. Untuk memperkuat ekosistem ini, DBS Bank Ltd (Bank DBS) turut mendirikan bursa karbon global bernama Climate Impact X (CIX) bersama Temasek, Singapore Exchange, dan Standard Chartered.

CIX bertujuan membangun pasar yang tepercaya dan transparan bagi carbon credit berkualitas tinggi, sehingga dapat mengalirkan modal secara lebih efisien ke proyek-proyek yang memberikan dampak lingkungan dan sosial yang nyata. Dengan menetapkan standar integritas dan verifikasi yang lebih tinggi, CIX membantu membuka potensi penuh pasar karbon sebagai katalis aksi iklim global. 

Melanjutkan momentum ini, pasar kini mulai menyaksikan munculnya transition credit sebagai bentuk inovasi keuangan baru yang memberikan pengakuan atas upaya nyata dan terukur dari perusahaan yang masih berada dalam proses dekarbonisasi. Meskipun belum sepenuhnya hijau, para pelaku transition credit ini telah mengambil langkah konkret dan terukur menuju keberlanjutan.

Helge menyebut mekanisme ini sebagai bentuk “pembiayaan realistis”, karena didasarkan pada pemahaman bahwa transisi menuju keberlanjutan membutuhkan proses dan tidak bisa terjadi dalam semalam. 

3. Keberlanjutan Adalah Bisnis yang Baik 

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement