JAKARTA – PLN menyalurkan listrik kepada 8.000 masyarakat prasejahtera di berbagai daerah. Hal ini dilakukan pada Hari Listrik Nasional (HLN) 2025.
Menurut Direktur Pusat Studi Kebijakan Publik (Puskepi), Sofyano Zakaria, peringatan HLN bukan sekadar seremoni tahunan, melainkan gerakan nyata yang berdampak langsung bagi masyarakat yang membutuhkan akses listrik. Oleh karena itu, perayaan HLN dapat menjadi momentum untuk menghadirkan manfaat konkret dan menumbuhkan optimisme di tengah masyarakat.
“Listrik bukan hanya penerangan, tetapi simbol hadirnya negara. Ketika listrik menyala, kehidupan ikut bergerak — anak-anak bisa belajar di malam hari, ibu rumah tangga dapat berusaha, dan ekonomi desa pun tumbuh,” tuturnya, Selasa (28/10/2025).
Sofyano menjelaskan, masih banyak masyarakat kurang mampu yang sebenarnya tinggal berdekatan dengan jaringan listrik, namun belum bisa menikmati karena terkendala biaya pemasangan baru.
“Ada lapisan masyarakat yang belum sanggup melakukan sambungan listrik. Melalui program HLN ini, negara hadir lewat PLN untuk memastikan mereka juga dapat menikmati terang yang sama,” jelasnya.
Menurutnya, langkah PLN tersebut memperlihatkan bahwa transformasi perusahaan tidak hanya berorientasi pada kinerja korporasi, tetapi juga pada nilai kemanusiaan.
“Dengan turun langsung membantu masyarakat, negara tidak hanya membawa terang, tetapi juga membuka peluang bagi banyak keluarga untuk hidup lebih baik,” kata Sofyano.