JAKARTA - Menteri Ketenagakerjaan, Yassierli, berharap perguruan tinggi di Indonesia dapat berperan aktif dalam menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten dan adaptif terhadap kebutuhan dunia kerja masa depan. Hal ini khususnya dalam menghadapi transisi menuju energi hijau.
Dia mengatakan, berdasarkan proyeksi Kementerian PPN/Bappenas, diperlukan sekitar 1,5 juta tenaga kerja baru untuk mengisi sektor-sektor hijau di masa mendatang. Diperlukan keterampilan khusus untuk menjalankan program tersebut.
"Green jobs bukan lagi pilihan, melainkan kewajiban bagi kita untuk mempersiapkan SDM yang mampu menjawab kebutuhan tersebut," ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (31/10/2025).
Selain sektor energi, Menaker mencontohkan bahwa peluang kerja hijau juga terbuka di berbagai bidang lain, seperti pengelolaan sampah dan lingkungan hidup yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
"Ada beberapa sektor yang perlu disiapkan proses transisinya. Misalnya, pengelolaan sampah yang ada di setiap wilayah Indonesia juga membutuhkan tenaga kerja yang terampil dan berwawasan lingkungan," ucapnya.
Menurutnya, perubahan global menuju energi hijau merupakan keniscayaan yang harus diantisipasi bersama. Dalam proses tersebut, pemerintah berkomitmen menerapkan prinsip transisi yang berkeadilan (just transition) dengan memastikan tidak ada pihak yang tertinggal (no one left behind).
"Kebijakan-kebijakan kita, baik yang terkait pelatihan maupun pembangunan ekosistem ketenagakerjaan, diarahkan agar semua pihak dapat beradaptasi dengan perubahan. Tidak boleh ada yang tertinggal," sambungnya.
Menaker menjelaskan bahwa transisi menuju ekonomi hijau membuka peluang besar bagi penciptaan lapangan kerja baru, sekaligus menjadi tantangan bagi kesiapan tenaga kerja nasional.
(Taufik Fajar)