"Sejauh ini kita tidak menemukan indikasi hal tersebut," tambahnya.
Mars Ega mengatakan pihaknya berkomitmen memberi perhatian serius terhadap isu dugaan BBM jenis Pertalite tercampur air, yang disebut berdampak terhadap kendaraan bermotor masyarakat di sejumlah wilayah di Provinsi Jawa Timur.
"TTerkait isu kontaminasi air di BBM Pertalite yang disalurkan di SPBU, kami dari Pertamina Patra Niaga tentunya all out dan memberikan atensi serius agar hal ini jangan sampai menimpa menimbulkan keresahan. Apalagi menimbulkan kerugian kepada masyarakat," tutur Ega.
Ega pun menyatakan seluruh rangkaian proses penyaluran BBM yang dilakukan oleh Pertamina ke masing-masing SPBU telah selaras dengan standar operasional penyelenggaraan (SOP) yang ditetapkan agar setiap tetesan BBM yang disalurkan kepada konsumen tidak mengandung bersifat korosif terhadap mesin kendaraan.
"Untuk melakukan penyaluran BBM ini, baik di Pertamina maupun di SPBU khususnya, itu ada SOP, tata cara prosedur yang harus dilaksanakan untuk memastikan agar BBM itu kualitasnya baik, tidak tercampur air, dan tidak menimbulkan kerugian buat masyarakat," jelasnya.
Selain menggandeng Lemigas, Ega menyebut pihaknya juga bekerja sama dengan berbagai pihak, di antaranya adalah jajaran kepolisian, untuk mencari tahu dan menyelidiki lebih jauh mengenai fenomena yang tengah merebak terjadi itu.
"Tapi, selain Pertamina bersama Lemigas, kami juga terbuka, dan saya yakin dari pihak aparat kepolisian juga melakukan hal yang sama, dan kami terus berkoordinasi untuk mencari dan mengetahui sebetulnya apa yang sebenarnya sedang terjadi," jelasnya.
Ega juga menambahkan pengaduan masyarakat yang telah diterima pihaknya melalui posko pengaduan yang telah dibuka di 17 SPBU, surat elektronik (e-mail), pusat panggilan (call center) 135, dan pesan media sosial Instagram, berjumlah 290 laporan, yang didominasi oleh kendaraan roda dua (R2).
(Taufik Fajar)