Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

7,46 Juta Rakyat Indonesia Masih Menganggur, Ternyata Ini Penyebabnya

Anggie Ariesta , Jurnalis-Rabu, 05 November 2025 |12:20 WIB
7,46 Juta Rakyat Indonesia Masih Menganggur, Ternyata Ini Penyebabnya
7,46 Juta Rakyat Indonesia Masih Menganggur, Ternyata Ini Penyebabnya (Foto: Freepik)
A
A
A

JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data ketenagakerjaan per Agustus 2025 yang menunjukkan sedikit penurunan pada jumlah pengangguran, meskipun totalnya masih mencapai jutaan.

Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, Edy Mahmud mengungkapkan bahwa jumlah angkatan kerja yang tidak terserap pasar kerja (pengangguran) tercatat sebesar 7,46 juta orang, atau menurun tipis sekitar 4.000 orang dibandingkan dengan bulan Agustus 2024.

"Angkatan kerja yang tidak terserap pasar kerja menjadi pengangguran yaitu sebesar 7,46 juta orang atau menurun sekitar 4,000 orang dibandingkan dengan bulan Agustus 2024," ungkap Edy dalam Rilis Berita Resmi Statistik BPS, Rabu (5/11/2025).

Per Agustus 2025, total penduduk usia kerja mencapai 218,17 juta orang, bertambah 2,80 juta orang dari tahun sebelumnya. Dari jumlah tersebut, angkatan kerja mencapai 154 juta orang, dengan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) sebesar 70,59 persen—sedikit lebih rendah dari 70,63 persen pada Agustus 2024.

Dari angkatan kerja, sebanyak 146,54 juta orang tercatat bekerja, meningkat 1,90 juta orang. Hal ini sejalan dengan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) yang turun menjadi 4,85 persen, lebih rendah dari periode yang sama tahun sebelumnya.

Data BPS menunjukkan pergeseran pola kerja di mana proporsi pekerja penuh (lebih dari 35 jam per minggu) mengalami penurunan. Persentase pekerja penuh per Agustus 2025 adalah 67,32 persen (98,65 juta orang), turun 0,75 persen poin. 

Sebaliknya, pekerja paruh waktu (antara 1 sampai 30 jam seminggu) meningkat, dengan pekerja paruh waktu formal bertambah signifikan 1,66 juta orang menjadi 36,29 juta orang. 

 

Sementara itu, tingkat setengah pengangguran (jam kerja di bawah 35 jam seminggu dan masih mencari pekerjaan) mengalami penurunan menjadi 7,91 persen.

Peningkatan kualitas kerja terlihat dari naiknya proporsi pekerja formal menjadi sekitar 42,20 persen dari total penduduk bekerja. Peningkatan ini didorong oleh status buruh, karyawan, atau pegawai yang mengalami penambahan terbanyak, yaitu 0,65 juta orang. 

Sejalan dengan itu, jumlah penduduk bekerja dengan status pekerja keluarga mengalami penurunan terbesar, yakni sekitar 0,30 juta orang.

Hampir seluruh lapangan usaha mencatat peningkatan jumlah tenaga kerja, kecuali kegiatan jasa lainnya, pertambangan dan penggalian, serta aktivitas keuangan, asuransi, dan real estate. 

Tiga lapangan usaha yang paling banyak menyerap tenaga kerja adalah pertanian, perdagangan, dan industri pengolahan.

Tiga lapangan usaha dengan peningkatan tenaga kerja terbanyak dalam setahun terakhir adalah Pertanian (+0,49 juta orang), Akomodasi dan Makan/Minum (+0,42 juta orang), serta Industri Pengolahan (+0,30 juta orang).

Dalam hal pendidikan, BPS mencatat pekerja berpendidikan rendah masih mendominasi penduduk bekerja di Indonesia, dengan 34,75 persen berpendidikan SD ke bawah. 

Namun, persentase pekerja pendidikan SD ke bawah ini menurun dibandingkan tahun lalu, sementara persentase pekerja berpendidikan tinggi (diploma ke atas) meningkat menjadi 13,06 persen.

Secara ringkas, BPS mencatat bahwa dari 218,17 juta penduduk usia kerja pada Agustus 2025, sebanyak 7,46 juta orang (4,85 persen dari angkatan kerja) merupakan pengangguran, dengan proporsi pekerja penuh dan tingkat setengah pengangguran mengalami penurunan.

(Dani Jumadil Akhir)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement