Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Buyback Saham BMRI, Aksi Korporasi Dinanti Investor

Feby Novalius , Jurnalis-Jum'at, 14 November 2025 |17:31 WIB
Buyback Saham BMRI, Aksi Korporasi Dinanti Investor
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) melakukan pembelian kembali saham (buyback). (Foto: Okezone.com/Freepik)
A
A
A

JAKARTA — Langkah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) melakukan pembelian kembali saham (buyback) mendapat sorotan positif. Aksi ini tidak hanya mencerminkan fundamental yang kuat dari bank pelat merah terbesar di Indonesia, tetapi juga memberikan katalis positif bagi pergerakan harga saham BMRI.

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, menjelaskan bahwa buyback merupakan salah satu aksi korporasi yang paling dinanti oleh pelaku pasar. Ia menilai kebijakan tersebut akan memperkuat kepercayaan investor dan menjaga valuasi saham agar kembali mencerminkan kinerja keuangan perusahaan.

“Buyback ini menjadi aksi korporasi yang menarik, dan memang paling ditunggu oleh investor. Begitu pengumuman dilakukan, saham BMRI langsung menunjukkan tren bullish. Jadi, wajar jika hal itu mencerminkan respons positif terhadap rencana buyback,” ujarnya, Jumat (14/11/2025).

Menurut Nafan, tujuan utama buyback Bank Mandiri adalah untuk mengembalikan performa harga saham agar selaras dengan fundamental perusahaan, sekaligus meningkatkan likuiditas serta kapitalisasi pasar (market cap). Langkah ini juga diharapkan mendorong partisipasi aktif investor untuk kembali mengakumulasi saham BMRI.

Bank Mandiri sebelumnya telah mengumumkan rencana buyback saham senilai Rp1,17 triliun yang disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 25 Maret 2025 di Plaza Mandiri, Jakarta. Dana buyback ini akan bersumber dari kas internal perseroan dan dapat dilakukan secara bertahap atau sekaligus dalam jangka waktu maksimal 12 bulan setelah mendapat persetujuan RUPS.

Dalam keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), manajemen Bank Mandiri menjelaskan bahwa aksi tersebut bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan investor terhadap nilai jangka panjang saham BMRI, sekaligus mencerminkan optimisme terhadap prospek bisnis perusahaan. Selain buyback, RUPST juga menyetujui pembagian dividen tunai sebesar Rp43,5 triliun, yang setara dengan 78% dari laba bersih tahun buku 2024 yang mencapai Rp55,78 triliun.

 

Besaran dividen tersebut mengalami kenaikan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya, yang hanya sekitar 60% atau Rp33,03 triliun. Dengan demikian, dividen Bank Mandiri untuk tahun buku 2024 setara dengan Rp466,18 per saham, menjadikannya salah satu rasio pembagian dividen tertinggi di sektor perbankan nasional.

Nafan menilai prospek saham BMRI tetap cerah seiring dengan kondisi makroekonomi yang mendukung. Penurunan suku bunga acuan diperkirakan akan mendorong pertumbuhan kredit dari level satu digit menjadi dua digit dalam waktu dekat. “Prospek emiten perbankan masih positif. Target pertumbuhan kredit tahun ini memang masih single digit, tetapi ada peluang meningkat menjadi double digit seiring dengan tren suku bunga acuan yang turun. Ini akan memperbesar margin keuntungan perbankan,” jelasnya.

Ia juga menambahkan bahwa stabilitas dividen menjadi faktor penting bagi investor. Dengan kinerja keuangan yang solid dan kebijakan dividen yang atraktif, BMRI diprediksi berpotensi menjadi saham unggulan di sektor perbankan untuk jangka menengah.

“Investor tentu memperhatikan dividen. Dengan adanya buyback dan potensi kenaikan margin, BMRI semakin menarik untuk jangka menengah,” katanya.

Berdasarkan analisis teknikal dan fundamental, Mirae Asset Sekuritas memberikan rekomendasi akumulasi beli untuk saham BMRI dengan target harga di kisaran Rp4.640 hingga Rp4.770 per saham.

(Feby Novalius)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement