JAKARTA - Danantara Indonesia menyatakan saat ini total ada sekitar 1.000 perusahaan BUMN, baik induk usaha, anak usaha, hingga cucu perusahaan. Tapi setengah dari total perusahaan negara itu masih tercatat merugi.
"Anak-anak perusahaan itu, contoh perusahaan telekomunikasi, pekerjaan yang gampang sekalipun bisa diambil oleh 4–5 perusahaan. Jadi margin itu hilang," ujar Managing Director Non-Financial Holding Operasional Danantara, Febriany Eddy.
Ia menambahkan, saat ini yang menjadi salah satu fokus Danantara adalah memangkas jumlah perusahaan BUMN, dari yang sebelumnya berjumlah sekitar 1.000 perusahaan, targetnya hanya ada sekitar 200 perusahaan saja.
"Jadi anak-anak yang tidak ada manfaatnya, atau dulu dibuat dengan decision yang berbeda dari hari ini, mesti kita eliminate," tegasnya.
Febriany menambahkan, tujuan utama perampingan jumlah BUMN ini juga beralasan karena banyak sesama perusahaan negara yang justru berkompetisi.