Riady pun meminta agar pemerintah membuka pasar ekspor baru, mempercepat fasilitasi modernisasi mesin, menurunkan biaya energi dan logistik, menjaga iklim usaha tetap kondusif, memperkuat pendidikan vokasi dan digitalisasi industri, termasuk pengembangan produk tekstil yang berkelanjutan dan ramah lingkungan (sustainability and green textile).
"Menyelamatkan industri tekstil Indonesia tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri. Diperlukan kolaborasi erat antara akademisi, pelaku bisnis, dan pemerintah (ABG) agar industri TPT tidak hanya bertahan, tetapi kembali kompetitif di pasar global,” tegas Riady.
Dengan persoalan yang ada sekarang, kejujuran dan keterbukaan data dari pengusaha pun amat penting, karena nantinya pemerintah dan akademisi dapat membaca kondisi riil ekosistem TPT dan merumuskan solusi yang tepat.