Meski begitu, Hashim menyampaikan bahwa energi listrik ke depan akan menggunakan energi baru terbarukan (EBT). Ia pun mengklaim bahwa pengembangan EBT ini juga mencakup tenaga nuklir.
“Ini sudah commit 500 megawatt, tapi nanti akan ditambah lagi dengan 6,5 gigawatt tenaga nuklir,” katanya.
Menurutnya, hal ini menjadi peluang bagi anggota Kadin Indonesia yang bergerak di usaha pertambangan.
"Jadi ini adalah kesempatan bagi anggota Kadin yang bergerak di dunia usaha, khususnya di bidang pertambangan. Kalau ada kesempatan untuk mendapatkan atau menemukan tambang-tambang uranium, monggo silakan,” tutur Hashim.
“Coba dicari, karena Indonesia perlu uranium dan mungkin kita juga bisa mengekspor uranium ke negara-negara lain. Karena kita lihat di masa depan sudah mustahil tenaga listrik tanpa tenaga nuklir,” tambahnya.
Menurutnya, hal ini menjadi peluang bagi anggota Kadin Indonesia untuk mengembangkan usaha. “Kawan-kawan di daerah, cari tambang uranium, silakan, karena kita akan membutuhkannya di masa depan,” pungkasnya.
(Taufik Fajar)