Pemerintah Filipina juga memberlakukan kebijakan insentif untuk pengembangan panas bumi yang di antaranya melalui pengurangan porsi bagian pendapatan pemerintah, pemberian insentif fiskal, penyediaan data pengembangan panas bumi untuk swasta serta inventarisasi dan identifikasi wilayah potensial untuk eksplorasi panas bumi.
Sementara itu itu, Turki yang berhasil meningkatkan kapasitas PLTP sekitar 328,23% selama periode 2014-2024 juga akibat adanya terobosan kebijakan. Keberhasilan Turki meningkatkan kapasitas PLTP dari 405 MW pada tahun 2014 menjadi 1.734 MW di tahun 2024 diantaranya karena mereka melakukan penyempurnaan kerangka regulasi pengembangan dan pengusahaan industri panas bumi.
Peningkatan kapasitas tersebut merupakan hasil dari implementasi UU EBET di Turki yang memberikan sejumlah keistimewaan untuk industri panas bumi yang di antaranya, penerapan kebijakan feed-in tariff, percepatan proses perizinan pembangkit panas bumi, insentif fiskal serta pemberian jaminan dan kompensasi kepada investor yang mengalami kerugian akibat kebijakan yang diberlakukan oleh Pemerintah Turki.
(Feby Novalius)