Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Kaleidoskop 2025: SPBU Swasta Alami Kelangkaan BBM 

Taufik Fajar , Jurnalis-Minggu, 28 Desember 2025 |21:43 WIB
Kaleidoskop 2025: SPBU Swasta Alami Kelangkaan BBM 
SPBU Swasta Langka BBM (Foto: Okezone)
A
A
A

Menteri ESDM Buka Suara

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menegaskan bahwa tugas pemerintah adalah menjamin bahan bakar minyak (BBM) tersedia di masyarakat, sekaligus membantah adanya kelangkaan BBM.

“Kewajiban pemerintah adalah memastikan bahwa stok BBM kita cukup,” ucap Bahlil di Jakarta, Kamis 2 Oktober 2025.

Bahlil membantah bahwa saat ini terjadi kelangkaan BBM. Dia menjelaskan, stok BBM di Indonesia, baik untuk RON 92, RON 95, RON 98, maupun Pertalite (RON 90) masih cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat selama 18–21 hari.

Mengenai kelangkaan BBM di stasiun bahan bakar umum (SPBU) swasta, Bahlil menyampaikan bahwa hal tersebut merupakan ranah antarbisnis (business to business/b2b), dan pemerintah hanya bertugas untuk memberi panduan.

“Kami hanya memberi panduan. Kuota impornya pun (untuk BBM swasta) sudah kami berikan sesuai dengan apa yang disampaikan sebelumnya,” kata Bahlil.

Pernyataan tersebut merujuk kepada tambahan kuota untuk 2025 sebesar 10 persen, sehingga kuota pengelola SPBU swasta mengimpor BBM menjadi sebesar 110 persen apabila dibandingkan dengan 2024.

Akan tetapi, meskipun dengan tambahan kuota impor BBM tersebut, SPBU swasta masih mengalami kelangkaan BBM, seperti yang dialami oleh Shell dan BP sejak pertengahan Agustus.

Dalam rapat bersama para pengelola SPBU swasta, Bahlil menyampaikan SPBU swasta Shell, Vivo, BP, dan Exxon Mobil menyetujui untuk membeli stok BBM tambahan dengan skema impor melalui Pertamina.

Pemerintah Bahas dengan Shell Cs

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung menyampaikan pemerintah segera membahas kelangkaan BBM Shell dan BP bersama Pertamina dan seluruh pengelola SPBU swasta.

“Sudah ada arahan kepada Dirjen Migas untuk segera mengumpulkan. Ini segera dirapatkan antara Pertamina sama badan usaha yang memerlukan impor,” ucap Yuliot setelah menghadiri Rapat Kerja Komisi XII DPR RI di Jakarta, Rabu 3 September 2025.

Kementerian ESDM, kata dia, berupaya untuk menyesuaikan kebutuhan impor dari pengelola stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) swasta dengan Pertamina, sebab hal tersebut berkaitan dengan Neraca Perdagangan Indonesia.

Saat ini, Kementerian ESDM sudah memegang data soal jumlah impor BBM oleh Pertamina dan masing-masing SPBU swasta.

“Kami juga memperhatikan neraca komoditas. Jangan sampai neraca komoditas yang sudah disepakati itu ada kelebihan,” kata Yuliot. 

SPBU Swasta  Batal Beli BBM Pertamina

PT Pertamina Patra Niaga buka suara soal SPBU swasta seperti Shell, Vivo dan BP batal membeli BBM Pertamina. Padahal BBM tersebut sudah diimpor untuk mengatasi kelangkaan di SPBU swasta.

Satu alasan para SPBU swasta belum bisa membeli stok BBM Pertamina lantaran kandungan etanol yang terdapat dalam base fuel milik Pertamina.

Kandungan etanol tersebut yang dinilai menjadi kendala oleh SPBU swasta.

Menanggapi isu kandungan etanol dalam produk BBM, Pj. Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Roberth MV Dumatubun menegaskan bahwa hal ini merupakan praktik yang lazim di kalangan perusahaan migas dan berlaku secara internasional.

"Penggunaan BBM dengan campuran etanol hingga 10% telah menjadi best practice di banyak negara seperti di Amerika, Brazil, bahkan negara tetangga seperti Thailand, sebagai bagian dari upaya mendorong energi yang lebih ramah lingkungan sekaligus mendukung pengurangan emisi karbon,” kata Roberth di Jakarta, Kamis (2/10/2025).

Terkait kolaborasi dengan badan usaha swasta, Pertamina Patra Niaga juga menekankan pentingnya ruang negosiasi yang saling menghormati prosedur internal masing-masing pihak. Sinergi ini diharapkan dapat memperkuat sistem layanan energi nasional secara menyeluruh demi masyarakat.

Meski terdapat polemik yang berkembang di tengah masyarakat, Pertamina Patra Niaga memastikan bahwa layanan BBM tetap berjalan normal tanpa kendala.  

Dengan berbagai langkah tersebut, Pertamina Patra Niaga memastikan masyarakat tetap dapat menikmati layanan energi yang andal, aman, dan sesuai standar, di seluruh penjuru negeri. Sebagai entitas bisnis energi nasional, Pertamina berkomitmen untuk menghadirkan layanan terbaik dengan tetap mematuhi regulasi yang berlaku.

“Kami memastikan seluruh produk BBM yang disalurkan sesuai dengan spesifikasi resmi pemerintah serta mekanisme pengadaan yang berlaku. Dalam menjalankan amanah menjaga pasokan energi nasional, Pertamina Patra Niaga tidak bekerja sendiri, tetapi kami juga terbuka untuk berkolaborasi dengan SPBU swasta,” jelas Roberth.

 

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement