Kenaikan BBM Mesti Cermat Karena Menyangkut Hajat Hidup Orang

Koran SINDO, Jurnalis
Kamis 11 Oktober 2018 11:41 WIB
Ilustrasi: Foto Shutterstock
Share :

Pertamax CS Naik

Di bagian lain, PT Pertamina akhirnya menaikkan harga BBM nonsubsidi. Kenaikan harga tersebut berlaku mulai Rabu (10/10) di seluruh SPBU kecuali wilayah yang terkena dampak bencana alam di Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Sulawesi Tengah (Sulteng). Produk yang mengalami ke naikan harga antara lain pertamax series dan dex series, serta biosolar nonsubsidi (Non - Public Service Obligation /Non-PSO). “Harga yang ditetapkan ini masih lebih kompetitif dibandingkan dengan harga jual di SPBU lain,” kata Vice President Corporate Communication Pertamina Adiatma Sardjito.

Menurut dia, penyesuaian harga BBM jenis pertamax, pertamax turbo, dexlite, pertamina dex, dan biosolar non subsidi merupakan dampak dari harga minyak mentah dunia yang terus merangkak naik. Saat ini harga minyak dunia rata-rata menembus di atas USD80 per barel. Penetapan harga BBM yang baru tersebut mengacu pada Peraturan Menteri ESDM No 34/2018. Aturan itu merupakan Perubahan Kelima atas Peraturan Menteri ESDM No 39/2014 tentang Perhitungan Harga Jual Eceran BBM. Atas ketentuan tersebut, Pertamina menetapkan penyesuaian harga.

Sebagai contoh di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya, harga pertamax Rp10.400 per liter dari sebelumnya Rp9.500 per liter. Lalu, pertamax turbo naik Rp1.550 per liter menjadi Rp12.250 per liter. Pertamina dex naik menjadi Rp11.850 per liter dari sebelumnya Rp10.500 per liter, dexlite naik dari Rp 9.000 per liter jadi Rp 10.500 per liter.

Adapun harga biosolar nonsubsidi kini Rp9.800 per liter, awalnya Rp7.700 per liter Direktur Eksekutif ReforMiners Institute Komaidi Notonegoro mengatakan, kenaikan harga BBM nonsubsidi yang dilakukan pelaku usaha wajar di lakukan seiring kenaikan harga minyak mentah dunia dan pelemahan nilai tukar rupiah.

“Dengan harga minyak mentah naik dan rupiah yang makin melemah seperti sekarang ini, maka wajar jika badan usaha menyesuiakan harga BBM, terutama jenis non subsidi yang dikonsumsi oleh masyarakat mampu,” kata dia.

Menurut dia, pemerintah jangan lagi memanjakan rakyat dengan harga BBM, yang murah. Kondisi saat ini, lanjutnya, berbeda dengan beberapa waktu lalu yang memungkinkan pemerintah menjaga harga BBM tetap murah. Hal senada juga dikatakan oleh pengamat ekonomi Universitas Indonesia (UI) Berly Martawardaya.

Menurut dia, sudah seyogianya BBM non subsidi mengalami kenaikan sesuai mekanisme pasar global. “Harga BBM sudah seharusnya sesuai harga minyak global. Banyak masalah yang timbul kalau tidak sesuai mekanisme pasar global,” kata dia. Dia menambahkan, sejumlah masalah tersebut antara lain pelaku usaha selaku distributor BBM akan mengalami kerugian apabila harga tidak sesuai pasar global atau ke ekonomian.

(Feb)

(Rani Hardjanti)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya