Meraup Berkah dari Industri Syariah

Koran SINDO, Jurnalis
Minggu 17 Maret 2019 13:20 WIB
Ilustrasi: Foto Shutterstock
Share :

Menurut Syakir, pemerintah sebaiknya lebih mendukung industri syariah secara konkret, jangan hanya manis di mulut. Dia mengapresiasi kehadiran Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) yang langsung berada di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo.

Badan ini dapat memberikan harapan bagi pengembangan ekonomi syariah nasional. Meski begitu, terang Ketua III Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) ini, hal itu belum cukup, perlu suatu terobosan baru yang dapat membuat ekonomi syariah semakin berkembang.

Salah satu kebijakan pemerintah yang perlu dihadirkan misalnya kewajiban penempatan dana pemerintah pada lembaga keuangan berbasis syariah. Juga penggunaan bank syariah untuk mendukung sektor riil atau dana haji.

Syakir mengutarakan, pemerintah bisa menyinergikan sejumlah programnya dengan upaya pengembangan industri keuangan syariah. Hingga kini, diketahui pangsa pasar perbankan syariah masih saja stagnan di kisaran 5%.

Padahal, harapan besar sempat menggelayut pada industri ini melihat mayoritas penduduk Indonesia yang beragama Islam. “Kalau regulasi sebenarnya sudah lengkap. Indonesia termasuk negara yang paling lengkap regulasinya soal ekonomi syariah, tetapi memang butuh dukungan konkret agar industri syariah bisa makin berkembang dan setara industri konvensional,” ujarnya.

Dia menjelaskan perlu ada sinergi antara industri dan stakeholders dalam meningkatkan sosialisasi mengenai prospek bisnis industri syariah di Indonesia. Sementara itu, praktisi ekonomi syariah Luthfi Ardiansyah mengatakan meski industri syariah semakin berkembang pesat, produsen dari Indonesia belum bisa bersaing dengan dunia.

Negara lain, bahkan bukan yang termasuk negara muslim, justru lebih maju dalam hal memproduksi barang-barang halal. Kain ihram untuk berhaji misalnya, banyak berasal dari China sebagai pusat tekstil dunia.

Untuk makanan, daging sapi wagyu terbaik berasal dari Jepang. Atau ayam potong yang diimpor dari Brasil. “Kita hanya sebagai konsumen terbesar produk halal, tetapi bukan penyedia produknya. Perlu ada usaha dan kreativitas bagi para pebisnis untuk membuat produk halal sesuai kearifan lokal yang bisa bersaing dengan dunia,” katanya.

Lutfi yang juga direktur utama PT Ammana Fintech Syariah yang bergerak di bidang fintech, mengemukakan bahwa fenomena serba-syariah yang mengekor masyarakat harus disikapi pemerintah dan stakeholders terkait dengan terus mendukung industri ini.

Hal ini penting agar mempercepat, memperluas, dan memajukan pengembangan keuangan syariah dalam rangka mendukung pembangunan nasional. “Tren para milenial yang berbau syariah ini harus disikapi dengan bentuk dukungan agar industri syariah semakin maju.

Lihat saja sekarang banyak warga yang suka umrah, daripada liburan ke tempat wisata lainnya. Modest fashion juga berkembang. Sekarang anak sekolah juga sering mengadakan kegiatan kajian, daripada konser musik. Produk halal dilihat keren dan gaul sama anak muda,” tukasnya. (Rendra Hanggara)

(Dani Jumadil Akhir)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya