8 Fakta Kereta Semicepat, Tarif Rp400.000 hingga Anggaran Rp60 Triliun

Adhyasta Dirgantara, Jurnalis
Minggu 29 September 2019 09:15 WIB
Ilustrasi Kereta Cepat (Foto: Reuters)
Share :

JAKARTA - Kereta semicepat Jakarta-Surabaya akan segera dilaksanakan. Bahkan, pengerjaan proyek ini sudah masuk ke babak baru, yaitu tahap studi awal. Sebelumnya, proyek ini terus berkutat di tahap pra kajian alias feasibility study (FS) sejak 2017.

Studi awal dimulai dengan ditandainya penandatanganan Summary Record on Java North Line Upgrading antara pemerintah Indonesia dengan Jepang. Pasalnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan, pemerintah lebih mendukung Jepang untuk menangani proyek kereta api semi cepat Jakarta-Surabaya.

Baca Juga: Tarif Kereta Semicepat Jakarta-Surabaya Cuma Rp400.000

Dengan demikian, tak ada celah bagi perusahaan asal China yakni China Railway Construction Coorporation Limited yang berniat investasi di proyek itu. "Saya pikir agak sulit (China). Karena Jepang ingin benar-benar untuk masuk situ dan kita juga lihat Jepang ini long investor di Indonesia. Saya kira sudah cukup maju mereka (Jepang) itu," kata Luhut saat ditemui di DPR RI, Jakarta.

Meski demikian, Luhut menekankan, untuk Jepang tidak boleh bertindak semaunya dalam menggarap proyek ini. Dia ingin Jepang tidak membatasi pihak yang menggarap proyek ini hanya berasal dari negaranya.

Kereta semi cepat Jakarta-Surabaya akan dimulai pembangunannya pada 2022. Sehingga proyek ini bisa rampung dan beroperasi pada 2025. Dimulai dengan menyelesaikan proyek Jakarta-Cirebon, menghabiskan dana hingga triliunan, serta memangkas waktu yang cukup signifikan, berikut beberapa fakta perihal kereta semi cepat Jakarta-Surabaya.

1. Melakukan sterilisasi 500 perlintasan jalan dan kereta

Pemerintah Indonesia dengan Jepang, pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan melakukan sterilisasi terhadap 500 perlintasan jalan dan kereta. Sterilisasi dilakukan dalam rangka mendukung proyek The Java Northline Upgrading Project yang akan mengembangkan jalur kereta api semi cepat Jakarta-Surabaya.

“Kami ditugasi untuk memperbaiki atau mensterilkan kurang lebih sekitar 500 perlintasan sebidang dengan jalan raya di sepanjang perlintasan rel kereta semi cepat Jakarta-Surabaya,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono usai menyaksikan penandatanganan kerjasama pembangunan kereta api semi cepat Jakarta-Surabaya dilansir dari laman Setkab.

Kementerian PUPR, jelas Basuki, akan membangun flyover dan underpass hingga jembatan penyeberangan orang (JPO) termasuk perbaikan jalan lingkungan di sekitarnya, dengan menggunakan teknologi dan produk dalam negeri. Penggunaan produk lokal digunakan karena lebih hemat dalam biaya pengerjaan dan lebih cepat waktu penyelesaiannya.

Baca Juga: Dibangun 2022, Kereta Semicepat Jakarta-Surabaya Ditargetkan Rampung 2025

2. Tarif 'hanya' Rp400.000

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, tarif Kereta Semicepat Jakarta Surabaya diperkirakan sebesar Rp400.000 per penumpang. Diharapkan tarif tersebut bisa dijangkau oleh masyarakat.

“Kita belum detail berbicara tentang tiket, tapi ada satu asumsi bahwa kurang lebih Rp400.000 itu menjadi suatu nilai yang sangat diminati,” ujarnya saat ditemui di Hotel Pullman Thamrin, Jakarta.

3. Tidak ada subsidi tarif

Budi mengaku akan mencari skema yang tepat agar harga tiket moda transportasi itu bisa terjangkau bagi masyarakat. Namun, dia memastikan pemerintah tak bisa mensubsidi harga tiket Kereta Semicepat Jakarta-Surabaya.

Baca Juga: 500 Lintasan Sebidang Ditutup demi Kereta Semicepat Jakarta-Surabaya

“Kita akan optimasikan antara berapa investasi dan berapa yang kita bebankan. Kalau ini tidak mungkin subsidi,” ucapnya.

4. Proyek mencapai Rp60 triliun

Kementerian Perhubungan masih melakukan kajian mendalam terkait pendanaan Kereta Semicepat Jakarta-Surabaya. Diperkirakan total investasi yang dibutuhkan untuk pembangunan Kereta Semicepat Jakarta-Surabaya sebesar Rp60 triliun.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan perkiraan nilai investasi tersebut masih bersifat sementara. Pasalnya, pemerintah masih menunggu preparatory survey dari Badan Kerja Sama Internasional Jepang (JICA) dan Badan Pengkajian Penerapan Teknologi (BPPT) yang rampung Oktober 2020.

"Semula kita memberikan satu nilai Rp60 triliun, harapan kita tidak lebih jauh dari itu, tapi tentunya ada suatu proses studi yang detail yang bisa dipertanggung jawabkan, proses inilah yang kita hendak lakukan," ujarnya saat ditemui di Hotel Pullman, Jakarta.

5. Ancam bisnis pesawat

Budi menargetkan, kereta semi cepat Jakarta-Surabaya bisa mengangkut 9 juta penumpang dalam satu tahun. Karena memang dirinya berharap kereta semi cepat Jakarta-Surabaya bisa menjadi alternatif transportasi bagi masyarakat.

“Artinya ada moda (transportasi) baru untuk alternatif dan mampu berkompetisi dengan pesawat udara,” ucapnya.

Baca Juga: Ke Cirebon Bisa Naik Kereta Semi Cepat Jakarta-Surabaya pada 2024

Bahkan, Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla menyebut kereta semicepat Jakarta-Surabaya akan menjadi transportasi yang digandrungi masyarakat. Dirinya percaya kehadiran kereta ini menjadi pesaing utama maskapai penerbangan. "Persaingan itu ada tiga kalau kita bicara di dalam negara, apabila kita bisa memproduksi sesuatu lebih baik, bisa memproduksi lebih murah, dan bisa memproduksi lebih cepat," ujarnya saat ditemui di JCC Senayan, Jakarta.

Dengan begitu, industri penerbangan tidak hanya bersaing dengan usaha yang sama-sama bergerak dalam satu sektor. Karena itu, JK menyerukan semuanya untuk berlomba-lomba memperbaiki layanan.

Baca Juga: Kereta Jakarta-Surabaya Masuk Tahap Konstruksi hingga Desain Kecepatan

"Bukan lagi persaingan antara Garuda Citilink dengan Lion, tapi persaingan antara kereta api dengan pesawat. Dan semua akan memperbaiki sistem,” kata JK.

6. Targetkan Jakarta-Cirebon terlebih dahulu

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, sebagai tahap awal dirinya menargetkan pembangunan bisa dilakukan terlebih dulu untuk rute Jakarta-Cirebon. Ditargetkan pada 2024 masyarakat sudah bisa menggunakan moda transportasi tersebut hingga Cirebon.

“Kita mengharapkan proyek ini cepat. Direncanakan di 2024 segmen Jakarta-Cirebon selesai,” ujarnya dalam acara penandatanganan “Summary Record on Java North Line Upgrading Project” antara Pemerintah Indonesia dan Jepang di Hotel Pullman, Jakarta.

7. Pangkas waktu perjalanan 3,5 jam

Budi berharap dengan adanya kereta semi cepat ini bisa memangkas waktu dari Jakarta ke Surabaya. Diperkirkan, dengan menggunakan kereta ini bisa membawa penumpang dari Jakarta ke Surabaya hanya dengan waktu 5,5 jam.

“Kita harapkan Jakarta-Surabaya jadi 5,5 jam, artinya akan berkurang 3,5 jam. (Moda transportasi ini) bisa jadi alternatif dan bisa bersaing dengan moda lain,” jelasnya.

8. Tidak ingin proyek ini sama dengan MRT Jakarta

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan, dirinya tidak ingn proyek kereta Jakarta-Surabaya seperti proses pembangunan MRT Jakarta. Di mana, pada saat itu proses pembangunan didominasi oleh berbagai kontraktor asal Jepang.

"Tapi Jepang juga enggak boleh semau dia, jadi kita harus lihat, jangan seperti MRT yang dikunci banget. Kita juga ada punya kebebasan lokal konten teknologi transfer seperti itu lah," ujar Luhut.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya