JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani mewaspadai lonjakan inflasi yang terjadi di negara maju. Menurutnya, inflasi masih menjadi ancaman terhadap proses pemulihan ekonomi di Indonesia.
Sebut saja inflasi di Amerika Serikat pada bulan Februari masih berada angka 7,5%. Sri Mulyani menilai inflasi AS akan mendorong kenaikan suku bunga serta pengetatan likuiditas.
"Tentu ini akan memberikan dampak spillover atau rambatan yang harus diwaspadai, ujar Sri Mulyani pada konferensi persnya, Rabu (16/2/2022).
Sri Mulyani menjelaskan kebijakan Amerika Serikat yang kemungkinan akan menaikan suku bunga juga akan berpengaruh terhadap capital flow yang akan mengalami pengaruh negatif. "Juga dari sisi yield atau imbal hasil dari surat berharga, yang tentu akan mendorong dalam hal ini biaya untuk surat utang negara," sambung Sri Mulyani.
Sri Mulyani menambahkan saat ini negara-negara emerging juga mengalami peningkatan inflasi. Misal disebutkan Sri Mulyani Argentina inflasinya sudah mencapai 50%, Turki mencapai 48%, Brazil 10,4%, Rusia 8,7%, dan Mexico 7,1%.
Menurutnya kenaikan tersebut akan mengancam proses pemulihan ekonomi di Indonesia sebab akan berpengaruh pada menurunnya daya beli masyarakat.