JAKARTA - Tidak banyak bergerak, begitulah pola perdagangan rupiah nilai tukar rupiah hari ini, lantaran dolar Negeri Paman Sam tengah menguat.
Dolar Amerika menguat antara lain, akibat sentimen positif hasil pertemuan reguler dewan gubenur Bank Sentral Amerika (FOMC) yang tetap mempertahankan The Fed di level 0,25 persen tadi malam. Bank Sentral Amerika juga memberikan statement optimistis bahwa aktivitas ekonomi terus berlanjut meningkat dibarengi dengan mulai membaiknya pasar tenaga kerja.
Rupiah Kamis (29/4/2010) pun hanya melemah satu poin Rp9.022 per USD dari perdagangan sebelumnya di level Rp9.023 per USD.
Seperti dikutip dari Valbury Securities, sementara untuk mata uang ber-yield tinggi seperti euro dan dolar Australia, serta harga komoditas minyak rebound dari koreksinya.
Harga emas yang sempat menembus level day high tertingginya tahun ini, di USD1.174 per ons kembali terkoreksi dan diperdagangkan di area USD1.165 per ons pagi ini.
Euro sempat melanjutkan tekanannya terhadap mata uang utama dunia setelah S&P juga menurunkan credit-rating Spanyol Rabu kemarin, yang kian meningkatkan kekhawatiran meluasnya defisit di Uni Eropa.
Namun kemudian euro berhasil rebound dari tekanannya setelah seorang petinggi Jerman yang hadir dalam pertemuan Uni Eropa-ECB-IMF di Jerman Rabu kemarin. Petinggi tersebut mengutip pernyataan dari Managing Director IMF Dominique Strauss-Kahn, yang memberikan estimasi bahwa Yunani akan memperoleh paket bantuan 100-120 miliar euro dalam kurun waktu tiga tahun ke depan.
Kanselir Jerman Angela Merkel, usai pertemuan tersebut, juga mengharapkan akan dicapai penyelesaian negosiasi dalam beberapa hari ini.
(Rani Hardjanti)