JAKARTA - Bank Indonesia (BI) akan terus menjaga nilai tukar rupiah pada kisaran Rp9.000-an per USD. Hal tersebut dilakukan untuk menjaga stabilitas inflasi.
"Kami akan menjaga nilai tukar rupiah di level Rp9.000-an," ungkap Deputi Gubernur Senior BI Darmin Nasution, selepas salat Jumat di Masjid Baitul Ikhsan, di lingkungan Gedung BI, Jakarta, Jumat (30/4/2010).
Pihak regulator perbankan dan moneter tersebut juga tidak mengelak ada intervensi. Serta tidak akan membiarkan rupiah bergerak volatilitasnya. Sebenarnya, pihak regulator juga menyadari nilai tukar tesebut tidak menarik pada kalangan eksportir. Namun nilai tukar tersebut dapat mendorong kegiatan impor dan menjaga inflasi.
Pada dasarnya setiap bidang mempunyai nilai tukar ideal masing-masing. Dari sisi eksportir lebih memilih rupiah bergerak di atas Rp9.000 per USD. Sebaliknya, importir menginginkan rupiah di bawah Rp9.000 per USD.
"Kalau Anda tanya eksportir pasti dia bilang kurang, kalau importir dia bilang lebih rendah lagi masih bagus. Kita coba jaga di Rp9.000-an itu," pungkasnya.