Meski demikian, keuntungan lainnya adalah dapat mengetatkan anggaran belanja. Pasalnya, jika harus subsidi tinggi, maka harus dibayar dengan utang. Bahkan, untuk membayar bunga utang, Indonesia harus berutang lagi.
"Jadi enggak sehat, kalau enggak ada duit, utang lebih banyak, naikkan suku bunga, enggak bisa bangun infrastruktur, kita banyak ruginya," jelas dia.
Dia berharap, kenaikan ini dilakukan hanya sekali saja, sehingga shock yang terjadi hanya sekali dan dapat berjalan normal selama lima tahun ke depan. "Jangan bolak balik tiga tahun enggak naik-naik, akhirnya kita berspekulasi dan enggak ada kepastian, sehingga investasi menunggu. Berani enggak naikkan," pungkasnya.
(Martin Bagya Kertiyasa)