Untuk menyiapkan hal itu, Jateng sudah memperbanyak sekolah menengah kejuruan (SMK) dengan harapan lulusannya mampu menyuplai kebutuhan tenaga kerja tidak hanya untuk dalam negeri tetapi luar negeri.
“Dari lulusan itu, tinggal bagaimana menambah skill mereka. Salah satunya kemampuan berbahasa Inggris. Oleh karena itu, saya sudah mendorong kepada kepala Dinas Pendidikan, bagaimana caranya supaya anak-anak lulusan SMA dan SMK sudah lancar berbahasa asing,” katanya.
Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional IV Jateng Panca Hadi Suyatno memaparkan, dalam menjalankan MEA, pihaknya memiliki tiga program strategi utama, yakni mendorong sektor keuangan dengan mengoptimalkan peran dalam peningkatan ekonomi daerah, meningkatkan daya tahan sektor keuangan dalam mewujudkan stabilitas perekonomian, dan meningkatkan peran jasa keuangan untuk mendukung pemerataan pembangunan.
“Yang dilakukan adalah perluasan akses keuangan. OJK mendorong dengan insentif bagi perbankan untuk meningkatkan jaringan keuangan salah satunya melalui laku pandai dan juga program Jangkau, Sinergi, dan Guideline (JARING) untuk semakin meningkatkan pembiayaan ke sektor kelautan dan perikanan,” katanya.
Dia menyebutkan, saat ini di Jateng terdapat 9.402 agen laku pandai dari beberapa bank. Dengan jumlah jaringan perbankan mencapai 3509 unit, yaitu 754 BPR, 62 pasar modal, 116 asuransi, dua modal ventura, dan beberapa lembaga pembiayaan lainnya. Dengan semakin mudahnya akses perbankan, pelaku usaha juga semakin mudah mendapatkan permodalan guna meningkatkan daya saing mereka.
(Dani Jumadil Akhir)