Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Kelalaian dalam Penyusunan Perencanaan Bisnis

Koran SINDO , Jurnalis-Jum'at, 13 Januari 2017 |10:26 WIB
Kelalaian dalam Penyusunan Perencanaan Bisnis
Eliezer Hardjo (Foto: Koran Sindo)
A
A
A

MENYUSUN strategi dan kemudian menuangkannya ke dalam perencanaan bisnis (business plan) melalui suatu proses yang tidak cepat dan mudah.

Kendati melalui rapat berkali-kali, sering tidak juga membuahkan kesepakatan. Tapi, begitu selesai, semua yang terlibat merasa puas. Setidaknya telah menyelesaikan kewajiban dari atasan. Meski begitu, terkadang masih ada saja ada kekurangan bahkan kesalahan sehingga harus cepat diperbaiki. Contoh lain, karena desakan waktu Anda buru-buru mendistribusikan kepada pihak terkait; direksi, pimpinan unit, kepala cabang, serta semua kepala bagian di kantor pusat sesuai dengan fungsinya.

Harapannya, agar rencana bisnis dapat segera dijabarkan menjadi action plan. Namun, lagi-lagi asa untuk merealisasikan rencana bisnis secepatnya justru terhadang komentar dan kritik yang menyampaikan kekurangan ini dan itu. Sehingga, mau tidak mau Anda harus mengoreksinya. Sebab jika tidak diperbaiki, maka tidak ada pihak yang mau bertanggung jawab. Oleh karena itu, sebelum merilis perencanaan bisnis, selaku penanggung jawab penyusunan business plan, Anda perlu melakukan re-check berkaitan dengan hal-hal berikut:

1. Ada anggapan bahwa business plan tidak penting. Oleh karena itu, tidak perlu menghabiskan waktu membuatnya secara rinci, cukup garis besar. Ini ada benarnya. Namun, jika perusahaan besar dengan berbagai tingkatan organisasi dan beragam fungsi, tidak mungkin tanpa business plan, karena masing-masing akan mengambil cara sendiri dan dapat dipastikan akan terjadi kekacauan.

2. Tidak paham tujuan dari sebuah perencanaan bisnis. Perencanaan bisnis adalah peta jalan yang akan dilalui, merupakan visi, misi, dan strategi yang dituangkan ke dalam sebuah rincian cara-cara dan langkah-langkah yang akan ditempuh dalam mewujudkannya. Melalui perencanaan bisnis, pihak stakeholders dapat melihat gambaran apa yang akan dilakukan oleh organisasi perusahaan, investor, pemegang saham, dan bank pemberi dana pinjaman, agar mereka yakin dan bersedia men-drop dana yang diperlukan.

3. Tidak menggambarkan dengan jelas model bisnis yang akan dioperasikan. Tujuan bisnis pada intinya adalah memperoleh keuntungan agar perusahaan terus bertumbuh dan berkembang dengan memanfaatkan keuntungan yang diperoleh melalui operasional perusahaan. Model bisnis menggambarkan bagaimana perusahaan akan memperoleh revenue; dan keuntungan.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement