JAKARTA – Permintaan kertas dunia saat ini meningkat pesat seiring naiknya biaya konversi dari bubur kertas ke kertas yang mencapai USD250 per ton. Situasi ini menguntungkan Indonesia yang memiliki sejumlah industri bubur kertas dan kertas yang terintegrasi.
”Kondisi tersebut berdampak positif bagi Indonesia yang memiliki sejumlah industri bubur kertas dan kertas terintegrasi,” ujar pengamat industri bubur kertas dan kertas Rusli Tan di Jakarta, Senin 14 Agustus 2017.
Baca juga: Kesulitan Pasokan, Pabrik Kertas dan Pulp Bakal Impor Bahan Baku
Sayangnya, lanjut dia, banyak pihak melakukan kampanye negatif terhadap industri bubur kertas (pulp) dan kertas nasional. ”Saat perekonomian sedang lesu dan ada peluang memberikan sumbangan devisa yang besar, seharusnya Merah Putih dikedepankan,” katanya.
Dia mengatakan, tak mudah mengelola industri terintegrasi mulai dari pengelolaan hutan tanaman industri (HTI) hingga pabrik bubur kertas dan kertas. Tak heran jika perusahaan yang dikelola pemerintah pun tak bisa bertahan. Dengan kesulitan tersebut, lanjut Rusli, sudah selayaknya jika industri yang ada saat ini diberi kesempatan berkembang.