Dalam kesimpulan diskusi untuk "2017 Article IV Consultation" itu, IMF memperkirakan laju ekonomi Indonesia akan berlanjut bertumbuh menjadi 5,3% pada 2018 setelah tumbuh 5,1% pada 2017.
Breur mengatakan terjaganya ekonomi Indonesia juga ditandai dengan laju inflasi yang terjaga. Pada tahun ini, inflasi diperkirakan 3,7% (year on year/yoy) dan menurun menjadi 3,6% pada 2018. Transaksi berjalan Indonesia diperkirakan masih menderita defisit 1,7% dari Produk Domestik Bruto (PDB) dan membengkak menjadi 1,9% PDB pada 2018.
Namun, IMF menekankan, terdapat kecenderungan risiko ekonomi eskternal yang lebih besar karena potensi pembalikkan arus modal asing, pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat di China, dan risiko kemanan dari stabiltas geopolitik kawasan.
Dari ekonomi domestik, risiko juga masih membayangi karena potensi kekurangan penerimaan pajak dan kecenderungan kenaikan suku bunga di pasar keuangan mengingat pengetatan likuiditas pasar keuangan global. "Pada sisi positifnya, pertumbuhan global dan harga komoditas bisa lebih kuat dari yang diperkirakan," ujar Breur.
Baca juga: Menteri Bambang Buka-bukaan Kontribusi Investasi ke Pertumbuhan Ekonomi Indonesia