JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) dikejutkan dengan kejadian runtuhnya selasar gedung penghubung tower I dan tower II BEI. Jatuhnya selasar di gedung yang memiliki tinggi 32 lantai ini membuat Kementerian PUPR melakukan pemeriksaan di lokasi kejadian.
Sekjen Gabungan Pelaksana Konstruksi Indonesia (Gapensi) Andi Rukman Karumpa mengatakan bila pembangunan mezanin memang sesuai perencanaan awal pembangunan maka kesimpulan penyebab runtuhnya adalah kegagalan konstruksi.
Baca Juga: Selasar Roboh, BEI Klaim Tak Ada Keluarga Korban yang Menuntut
"Harus dicek apakah selasar itu bagian penambahan gedung atau memang dari awal. Kalau dari awal, menurut saya adalah kegagalan konstruksi," ujar Andi kepada Okezone, Selasa (16/1/2018).
Andi menjelaskan, ada kerapuhan pada titik beton di konstruksi mezanin tersebut. Pasalnya, konstruksi mezanin memang umumnya menggantung sehingga harus ditopang oleh besi beton yang kuat untuk mengikat ke atap. "Karena itu di cantolan di titik beton itu yang rapuh," ucapnya.
Baca Juga: Selasar BEI Roboh, BCA dan BRI Pindahkan Kantor Cabangnya
Sebaliknya, bila pengadaan mezanin merupakan penambahan di luar konstruksi awal pembangunan maka hal tersebut merupakan bagian pihak manajemen gedung.
"Nah penambahan selasar ini apakah pihak manajemen gedung yang melakukan itu tanpa urutan suntikan bangunan. Kalau itu penambahan, itu kesalahan manajemen building," ucapnya.
Untuk diketahui, tragedi ini terjadi sekira pukul 12.10 WIB pada saat perdagangan saham istirahat sesi I. Pada saat ini, pihak BEI sendiri tengah melakukan beberapa investigasi untuk mencari tahu penyebab dari rubuhnya selasar penghubung antar-tower di BEI tersebut.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)