Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

OJK: Sektor Jasa Keuangan Mampu Dorong Pertumbuhan Ekonomi 2018 ke 5,4%

Feby Novalius , Jurnalis-Kamis, 18 Januari 2018 |19:59 WIB
OJK: Sektor Jasa Keuangan Mampu Dorong Pertumbuhan Ekonomi 2018 ke 5,4%
Ilustrasi (Foto: Shutterstock)
A
A
A

JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyakini pertumbuhan ekonomi 2018 sebesar 5,4% bisa tercapai. Keyakinan tersebut didasari oleh solidnya indikator sektor jasa keuangan.

OJK mencatat permodalan lembaga jasa keuangan terpantau kuat sampai Desember 2017, seperti CAR perbankan sebesar 23,36%. Risk-Based Capital (RBC) industri asuransi umum dan asuransi jiwa berada di level tinggi sebesar 310% dan 492%.

 Baca juga: OJK Prediksi Total Kredit dan Dana Pihak Ketiga 2018 Tumbuh 12%

Gearing ratio perusahaan pembiayaan tercatat sebesar 2,97 kali, jauh di bawah threshold sebesar 10 kali. Kuatnya permodalan perbankan ini juga diikuti dengan likuiditas yang memadai. Pada Desember 2017, rasio Alat Likuid per Non-Core Deposit (AL/NCD) perbankan tercatat sebesar 90,48%, di atas threshold sebesar 50%.

Sementara excess reserve perbankan tercatat di kisaran Rp626 triliun. Kondisi ini didukung tingkat risiko kredit yang terkendali dengan rasio NPL 2,59% gross (1,11% net), dengan tren yang menurun. Rasio Non-Performing Financing (NPF) perusahaan pembiayaan juga mengalami penurunan menjadi 2,96%.

 Baca juga: Target Pertumbuhan Ekonomi 5,4%, Industri Perbankan Optimis Menatap 2018

Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan, ini momentum yang tepat untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah kondisi makroekonomi dan sektor jasa keuangan yang kondusif.

“Kami yakin sektor jasa keuangan mampu mendukung pencapaian target pertumbuhan ekonomi tahun 2018 sebesar 5,4%," ujarnya di Ritz Carlton Pasific Place, Jakarta, Kamis (18/1/2018).

 Baca juga: LPS Tahan Suku Bunga Penjaminan di 5,75%

Selain indikator itu, Wimboh mengatakan, capaian positif lainnya seperti intermediasi lembaga jasa keuangan juga mengalami pertumbuhan sejalan kinerja perekonomian domestik. Kredit perbankan sampai Desember 2017 tercatat sebesar Rp4.782 triliun atau tumbuh sebesar 8,35% yoy.

Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan tercatat sebesar Rp5.289 triliun atau tumbuh 9,35% yoy. Pertumbuhan intermediasi perbankan juga diikuti dengan tren penurunan suku bunga.

"Sepanjang tahun 2017, suku bunga deposito turun sebesar 65 bps, dan suku bunga kredit turun sebesar 77 bps," ujarnya.

Selain itu, piutang pembiayaan yang disalurkan perusahaan pembiayaan sebesar Rp415 triliun atau tumbuh 7,05% yoy. Pendapatan premi industri asuransi jiwa dan perusahaan asuransi umum masing-masing sebesar Rp167 trilun dan Rp70 triliun, atau tumbuh masing-masing sebesar 35,10% dan 6,52%.

Kuatnya tingkat permodalan, ketersediaan likuiditas yang memadai, serta terkendalinya tingkat risiko memberikan landasan yang kuat bagi sektor jasa keuangan untuk lebih proaktif dalam menyediakan sumber pendanaan untuk mendorong percepatan pertumbuhan perekonomian domestik.

"Berdasarkan capaian tersebut dan dengan target pertumbuhan ekonomi 5,4% yang ditetapkan Pemerintah di tahun 2018," tandasnya.

(Fakhri Rezy)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement