Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Gugat AS, Biodiesel Indonesia Dikenai Pajak Lebih Tinggi

INews.id , Jurnalis-Kamis, 22 Februari 2018 |14:28 WIB
Gugat AS, Biodiesel Indonesia Dikenai Pajak Lebih Tinggi
Ilustrasi: (Foto: Reuters)
A
A
A

WASHINGTON – Pemerintah Amerika Serikat (AS) langsung bereaksi keras terhadap gugatan yang dilayangkan pemerintah Indonesia dan Argentina terkait bea masuk atau pajak biodiesel yang masuk ke AS.

Dilansir Reuters, Departemen Perdagangan AS resmi mengerek tarif bea masuk biodiesel asal Indonesia dari 92,52% menjadi 276,65% sementara Argentina dinaikkan dari 60,44% to 86,41%. Kenaikan tarif bea masuk secara signifikan itu merupakan bagian dari tindakan pengamanan perdagangan yang dilakukan pemerintah AS terkait antidumping dan antisubsidi.

Baca Juga: Kampanye Negatif Sawit Persulit Ekspor Biodiesel

Keputusan final tarif bea masuk tersebut akan diambil Pengadilan Perdagangan Internasional pada 6 April mendatang dengan mempertimbangkan apakah industri biodiesel dalam negeri AS dirugikan oleh biodiesel impor dari Indonesia dan Argentina. Tapi, panel independen sudah menemukan kasus tersebut telah membuat industri biodiesel AS dirugikan.

Kebijakan bea masuk terbaru dari AS tersebut secara tidak langsung membuat biodiesel dari Argentina dan Indonesia tidak bisa dijual di pasar AS. Pasalnya, total tarif yang harus dibayar untuk biodiesel Indonesia mencapai 341% dan biodiesel Argentina 159%.

Baca Juga: RI Menangi Sengketa Anti-Dumping Biodiesel di WTO

“Keputusan hari ini membuat produsen biodiesel bisa bernafas lega akibat dari dampak praktik tertentu yang membuat distorsi pasar yang dilakukan oleh para produsen biodiesel luar negeri yang masuk ke pasar domestik. AS menghargai hubungan dengan Argentina dan Indonesia, bahkan sahabat terdekat kami harus bermain dengan aturan yang kami buat,” kata Wilbur Ross, Menteri Perdagangan AS, Rabu (21/2/2018) waktu setempat.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement