JAKARTA - Belakangan kecalakaan konstruksi marak terjadi pada proyek pembangunan infrastruktur yang dibangun oleh pemerintah. Namun yang terbanyak terjadi adalah proyek pembangunan infrastruktur yang dikerjakan oleh PT Waskita Karya (Persero)
Terhitung ada 6 proyek yang mengalami kecelakaan konstruksi yang dibangun oleh PT Waskita Karya dalam 7 bulan terakhir. Proyek Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu) menjadi kasus kecelakaan konstruksi yang paling baru terjadi.
Direktur Utama PT Waskita Karya (Persero) Muhammad Choliq mengatakan, banyaknya intensitas proyek dinilai menjadi faktor penyebabnya marak kecelakaan konstruksi yang terjadi. Terhitung dalam kurun waktu tiga tahun saja, nilai proyek yang dikerjakan olehnya naik 100%.
Secara nilai proyek pun, pengerjaan yang dilakukan Waskita meningkat tajam. Semula nilai proyek hanya sebesar Rp10 triliun bias menjadi Rp45 triliun di tahun 2017.
Angka tersebut justru berbanding terbalik dengan jumlah tenaga kerja yang tersedia. Dalam tiga tahun terakhir jumlah peningkatan tenaga kerja hanya sekitar 20-30% saja setiap tahunya.
"Ini sedang kita kaji secara baik. Karena memang tiga tahun terakhir itu setiap tahunnya tumbuh 100%. Sedangkan tenaga kerja yang bertambah jauh dibawah itu. Dalam tiga tahun terakhir 20-30% ini tentu sedang kita kaji," ujarnya saat ditemui di Kantor Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Jakarta, Rabu (28/2/2018).
Choliq melanjutkan, terlalu banyaknya beban proyek kepada Waskita membuat pihaknya berencana mengkaji ulang untuk mengurangi intensitas tersebut. Pada tahun 2018, menurut Choliq Waskita Karya menargetkan kontrak proyek baru yang digarap mencapai Rp70 triliun.
"Kayaknya iya (dikurangin), menurut saya paling banter ya tambah 10% saja produksinya dari tahun lalu 45%, kecelakaan itu kan kaitannya dengan produksi bukan dengan kontrak," jelasnya.
(Fakhri Rezy)