Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Kasus Pembobolan Rekening, Ini Beda Skimming dengan Hacker

Keduari Rahmatana Kholiqa , Jurnalis-Selasa, 20 Maret 2018 |16:06 WIB
Kasus Pembobolan Rekening, Ini Beda <i>Skimming</i> dengan <i>Hacker</i>
Ilustrasi: Shutterstock
A
A
A

JAKARTA - Bukan hal yang asing lagi, jika Indonesia termasuk kasus yang paling besar dalam tindak kejahatan skimming. Bahkan, sepertiga dari kasus skimming di dunia terjadi di Indonesia. 

"Di luar negeri kan walaupun Indonesia masuk yang paling tinggi dari 5.500 kasus di dunia, Indonesia sepertiganya sekitar 1.500 terjadi di Indonesia berarti Indonesia paling tidak aman," ungkap Ekonom dari Center of Reform on Economic Piter Abdullah kepada Okezone, Selasa (20/3/2018).

Kasus skimming mulai marak sejak 2014. Untuk tahun 2018, tercatat kasus skimming telah terjadi di 7 wilayah dan 30 mesin ATM salah satu Bank BUMN. Nilai kerugiannya pun tidak bisa dianggap enteng. 

Baca Juga: Uang di Rekening Hilang, Bos OJK: Banyak Pelajaran yang Dipetik

Menurut Ekonom INDEF Bhima Yudistira mengatakan, faktor utama kenapa skimming sering terjadi karena kuantitas SDM pengawasan sistem ATM tidak sebanding dengan banyaknya mesin ATM. Selain itu sifat pengawasan adalah by case atau aduan. 

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement