Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Menjelajah Eksotisme Terowongan dan Jembatan Kereta Peninggalan Belanda

Koran SINDO , Jurnalis-Senin, 02 April 2018 |11:04 WIB
Menjelajah Eksotisme Terowongan dan Jembatan Kereta Peninggalan Belanda
Foto: Kereta Peninggalan Belanda (Koran Sindo)
A
A
A

Muncul Wacana Reaktivasi

Melihat potensi ekonomi dan pariwisata di Pangandaran yang terus berkembang, PT Kereta Api Indonesia (KAI) mendukung wacana reaktivasi jalur KA Banjar-Pangandaran- Cijulang.

Vice President (VP) Corporate Communication PT KAI Agus Komarudin mengatakan, reaktivasi jalur kereta Banjar-Pangandaran yang telah mati akan memberi efek positif bagi masyarakat. Akses transportasi akan lebih mudah dan murah.

“Kalau melihat potensi saya kira cukup bagus. Apalagi Pangandaran telah mencanang kan sebagai destinasi wisata dunia. Reaktivasi Pangandaran akan mempermudah akses ke kawasan wisata yang selama ini harus ditempuh berjam-jam menggunakan kendaraan,” kata Agus pada Napak Tilas Jalur Mati Banjar-Pangandaran- Cijulang, belum lama ini.

Akses ke Pantai Pangandaran dari Bandung saat ini hanya bisa ditempuh menggunakan mobil atau pesawat. Perlu waktu setidaknya tujuh jam untuk perjalanan Bandung-Pangandaran.

Berbeda bila akses tersebut menggunakan kereta api, diperkirakan akan lebih cepat. Saat ini, Bandung-Banjar bisa ditempuh sekitar 3,5 jam. Sementara perjalanan Banjar- Pangandaran sejah 80 km.

Menurut dia, Pangandaran termasuk salah satu destinasi wisata yang banyak dikunjungi. Di kawasan ini terdapat pantai yang cukup indah seperti Pangandaran, Batu Hiu, Batu Karas, Wisata Grand Canyon, cagar alam, dan lainnya.

Objek wisata di Pangandaran saat ini menjadi pemasukan utama Pemerintah Kabupaten Pangandaran. Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Pangandaran Mahmud mengatakan, pihaknya berharap pemerintah merealisasikan rencana reaktivasi jalur KA Banjar-Pangandaran yang telah mati 30 tahun.

Beroperasinya KA menuju kawasan wisata Pangandaran akan menjadi pilihan masyarakat memilih moda transportasi.

Pengamat transportasi dari Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setiawarno mengatakan, reaktivasi jalur KA Banjar- Pangandaran bisa saja dilakukan. Tetapi kurang memungkinkan bila menggunakan jalur lama. Apalagi ada spesifikasi jembatan dan terowongan yang tidak bisa lagi dipakai model kereta api modern.

“Kalau mau membuka lagi jalur itu, perlu trase yang baru. Selain itu, untuk membangun jalur ini juga sangat mahal. Solusinya, aset yang lama bisa bisa dijual untuk kepentingan pariwisata,” pungkas dia. (Arif Budianto)

(Dani Jumadil Akhir)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement