Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Lepas Aset, Jadi Strategi Pembiayaan Infrastruktur?

Koran SINDO , Jurnalis-Kamis, 04 Oktober 2018 |11:00 WIB
Lepas Aset, Jadi Strategi Pembiayaan Infrastruktur?
Foto: Okezone
A
A
A

JAKARTA – Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menggandeng Bank HSBC Indonesia untuk mendorong inovasi skema pembiayaan infrastruktur.

Kerja sama ini juga merupakan paralel acara IMF-World Bank dalam mendorong pembangunan proyek infrastruktur di Indonesia. Kepala BKPM Thomas Lembong mengatakan, pihaknya akan mendorong peran serta pelaku usaha swasta untuk pengembangan sektor infrastruktur di Indonesia.

Upaya itu dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional. Dengan begitu, kata dia, pemerintah diharapkan dalam pembiayaan proyek infrastruktur tidak lagi bergantung pada APBN.

”Kita harus menerapkan strategi yang lebih kreatif dalam pembiayaan proyek infrastruktur. Salah satu yang bisa diterapkan adalah melalui sekuritisasi aset-aset perusahaan swasta. Dengan melepas aset-aset tersebut, pemilik perusahaan bisa mendapatkan dana segar dan membangun investasi baru ke pembangunan proyek infrastruktur,” ujar Lembong di Jakarta.

 Baca Juga: Tak Sekadar Tembok, Pertumbuhan Ekonomi Harus Diimbangi dengan Infrastruktur

Dia mencontohkan, beberapa pembiayaan proyek infrastruktur yang digagas Kementerian Bappenas melalui Pembiayaan Investasi Non Anggaran Pemerintah (PINA) sudah lebih dulu jalan.

 

Dari skema ini setidaknya sudah ada beberapa proyek pemerintah yang jalan tanpa harus bergantung dari APBN. ”Contoh struktur pendanaan yang digagas Bappenas dalam bentuk PINA. Ini sudah dipakai dalam mendanai jalan tol dan listrik,” katanya.

Dengan demikian, dirinya berharap melalui Infrastructure Forum ini dapat memperkuat citra Indonesia sebagai negara tujuan investasi global dan mendorong sektor swasta untuk semakin berperan dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia.

Sementara itu, Presiden Direktur PT Bank HSBC Indonesia Sumit Dutta mengatakan, agenda pembangunan infrastruktur yang dicanangkan bersama BKPM merupakan kunci untuk mendukung visi Indonesia menjadi ekonomi keempat terbesar di dunia pada 2045.

 Baca Juga: Presiden Jokowi Blakblakan Buka Data Ketertinggalan Infrastruktur Indonesia vs China dan Amerika

Pembiayaan inovatif perlu untuk mendukung partisipasi sektor swasta dalam pertumbuhan infrastruktur di Indonesia menjadi prioritas strategis utama.

”Kami siap menarik nasabah besar global untuk berinvestasi pada proyek infrastruktur di Indonesia, HSBC ingin turut berperan dalam mendukung tujuan Indonesia menjadi ekonomi terbesar keempat di dunia pada 2045 dan menjadikan negara pilihan untuk berinvestasi,” tutur Sumit.

 

BKPM bekerja sama dengan PT Bank HSBC Indonesia menyelenggarakan Infrastructure Forum di Jimbaran, Bali, pada 11 Oktober 2018. Hal ini mendorong peran serta pelaku usaha swasta dalam pengembangan sektor infrastruktur di Indonesia yang bertujuan meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.

Adapun rencana acara IMFWB itu akan dibuka langsung oleh Presiden RI Joko Widodo yang selanjutnya akan diisi dengan sesi panel dari BKPM, Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, dan mantan Menteri Keuangan RI Chatib Basri.

 Baca Juga: Garap Proyek Infrastruktur, Sri Mulyani Gaungkan Skema PPP

Sesi panel selanjutnya akan diisi perwakilan dari PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI), Price Waterhouse Coopers Indonesia, dan Power China International. Acara ini akan dihadiri para investor, corporate banking clients, private banking consumers, dan fund management companies.

Diketahui, Indonesia dipilih sebagai tuan rumah IMF-WB AM 2018 yang merupakan pertemuan terbesar dunia dalam bidang ekonomi dan keuangan.

Pertemuan strategis yang menghadirkan pejabat pemerintah bidang ekonomi, dunia usaha, dan perbankan dari 189 negara tersebut sejatinya dapat dimanfaatkan secara optimal oleh Indonesia sebagai tuan rumah untuk memaparkan potensi ekonomi Indonesia. (Hafid Fuad)

(Dani Jumadil Akhir)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement