Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Pembangunan Kilang Tuban Pindah ke Situbondo, Ini Alasannya

Koran SINDO , Jurnalis-Senin, 22 Oktober 2018 |10:50 WIB
  Pembangunan Kilang Tuban Pindah ke Situbondo, Ini Alasannya
Ilustrasi: Foto Shutterstock
A
A
A

JAKARTA – PT Pertamina (Persero) berencana memindahkan lokasi pembangunan Kilang Tuban ke Situbondo, Jawa Timur. Pemindahan lokasi kilang dari Tuban ke Situbondo lantaran terkendala kepemilikan lahan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

“Memang ada masalah lahan sehingga muncul opsi untuk mengubah lokasi apakah tetap di Tuban atau di Situbondo,” ujar Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar di Jakarta.

 Baca Juga: Pembangunan Kilang Tuban Terkendala Masalah Lahan

Menurut dia, Pertamina telah menyampaikan opsi pemindahan tersebut kepada Kementerian ESDM sehingga untuk saat ini pihaknya sedang mengevaluasi rencana tersebut. Bahkan dalam waktu dekat, pihaknya akan memanggil Pertamina menindaklanjuti rencana pemindahan lokasi kilang tersebut. Hal itu sebagai wujud keseriusan pemerintah dalam memacu pembangunan kilang di dalam negeri.

“Kami serius membangun kilang. Bahkan kami telah memberikan fasilitas kepada Pertamina dan mereka sedang bekerja keras,” kata dia.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, melalui koordinasi dengan Kementerian Keuangan pada awalnya Pertamina dengan KLHK menggunakan skema tukar lahan. Adapun lahan KLHK akan ditukar dengan aset Pertamina. Hal itu memungkinkan karena izin prinsip dengan skema KSP berakhir pada 14 Maret 2018.

Baca Juga: Menko Darmin dan Sri Mulyani Bahas Aset hingga Utang Tuban Petrochemical

Namun, jika izin prinsip tidak setujui, Pertamina menyiapkan rencana lain, yaitu memindahkan pembangunan Kilang Tuban ke lahan PTPN di Situbondo dengan luas mencapai 807 ha. Pertamina juga sudah melakukan kajian awal dan menyatakan layak lahan itu di gunakan sebagai alternatif lokasi kilang Tuban.

Hasilnya, luas lahan sesuai kebutuhan kilang. Ini karena kedalaman laut 35 meter dan hanya 3,5 meter dari pantai sehingga sangat tepat untuk penerimaan minyak mentah lewat kapal VLCC3.

Status PTPN sebagai BUMN ini bisa mempercepat pengalihan kepemilikan. Pertamina dan PTPN akan mempersiapkan pembuatan nota kesepahaman yang prosesnya dikoordinasikan Kementerian BUMN.

Lahan itu juga jauh dari permukiman penduduk sehingga gejolak sosial minim. Infrastruktur pendukung, seperti Tol Probowangi, Bandara Banyuwangi, Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Banyuwangi, dan kawasan industri Wongsorejo pun sudah tersedia. Adapun Kilang Tuban rencananya akan memiliki kapasitas sebesar 300.000 barel per hari. Dengan target beroperasi pada 2024 dan total investasi sebesar USD15 miliar.

Kilang Tuban akan dibangun melalui kerjasama antara Pertamina dan Rosneft. Mereka memben tuk perusahaan patungan bernama PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PRPP) pada November 2016.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement