CILOTO - Satuan Kerja dan Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) beberapa kali mendapatkan sorotan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Pasalnya, dalam beberapa waktu terakhir, produksi (lifting) minyak terus mengalami penurunan, sedangkan cost recovery justru mengalami kenaikan.
Seperti diketahui, produksi minyak bumi saat ini mencapai 774 ribu barel per hari (bph), angka tersebut di bawah dari yang ditargetkan yang seharusnya bisa mencapa 800.000 barel per hari. Sementara cost recovery hingga September 2018 sudah mencapai USD8,73 miliar dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun 2018 sebesar USD10,09 miliar.
Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Amien Sunaryadi mengatakan, hal yang menjadi penyebab utama adanya penurunan produksi minyak adalah karena usia lapangan migas sudah terlampau tua. Berdasarkan data yang dia miliki, ada sekitar 45% lapangan minyak di Indonesia yang berusia tua (25-50 tahun).
Baca Juga: 45% Lapangan Migas di RI Berusia 25 Tahun ke Atas
Sedangkan yang menjadi penyebab mengapa cost recovery justru naik adalah karena umur lapangan minyak yang juga sudah terlampau uzur. Sehingga untuk mendapatkan produksi minyak sebesar itu, harus mengeluarkan uang lebih.
Hal tersebut berbeda dengan ketika kilang minyak tersebut pertama dibangun. Ketika pertama dibangun atau jadi, kilang untuk mendapatkan produksi minyak sebesar itu, cukup mengeluarkan biaya yang sedikit saja bisa mendapatkan produskiyang melimpah.