SOLO - Self Regulatory Organization (SRO) pasar modal terus melakukan perbaikan dan pembenahan pasar modal Indonesia. Sebab, saat ini pasar modal Indonesia disebut dangkal.
Baca Juga: BEI Bakal Terapkan Sistem Baru Indeks LQ45 dan IDX30 di Februari 2019
"Banyak yang bilang ekonomi kita bagus tapi pasar modal Indonesia dibilang dangkal. Kalau dangkal itu tidak stabil," jelas Ketua Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Hoesen saat Media Gathering Pasar Modal 2018 di Solo, Jumat (16/11/2018).

Hoesen menjelaskan, jika pasar modal tidak stabil, maka sangat rentan dengan berbagai sentimen luar negeri, misalnya dampak perang dagang hingga kenaikan suku bunga The Fed.
"Investor asing kabur, pasar modal goyah. Makanya kita memperdalam pasar modal agar ada stabilitas," katanya.
Baca Juga: BEI Beberkan Manfaat Penerapan Settlement T+2, Apa Saja?
Di tempat yang sama, Direktur Utama BEI Inarno Djajadi mengatakan, ada beberapa langkah-langkah untuk memperdalam dan memperkuat pasar modal Indonesia.
"Kita ada beberapa inisiatif. Akan keluarkan produk derivatif pada 2019," jelasnya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)