BANYUWANGI – PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero) atau PT PPA pada tahun depan siap mengalokasikan anggaran investasi hingga sebesar Rp10 triliun untuk pengembangan bisnis anorganik.
Direktur Utama PPA Henry Sihotang mengatakan, sebagai Badan Usaha Milik Negara (BU MN), perseroan dituntut untuk mencatat laba dan berkontribusi terhadap negara. Untuk itu, sejak tahun ini PPA mencari sumber pendanaan baru dari berbagai unit bisnis. “Sejak 2014-2017 bentuk investasi kami masih berupa kerja sama dan trading. Tahun ini kami masuk ke investasi riil sehingga tumbuh secara anorganik,” kata Henry dalam media gathering PPA di Banyuwangi, Jawa Timur, akhir pekan lalu.
Sejumlah investasi yang telah disuntikkan perseroan, antara lain bidang usaha pupuk di Gresik, timah dan smelter di Bangka Belitung, pabrik kelapa sawit di Riau, manufaktur di Surabaya, hingga kapal terapung untuk konversi LNG jadi gas yang kemudian disalurkan ke pembangkit listrik di Bali.
Baca Juga: PPA Bentuk Anak Usaha Baru
“Investasi yang telah digunakan hingga saat ini sebesar Rp2 triliun, kami akan terus mencari peluang investasi yang di nilai sangat menguntungkan,” ujarnya.
Menurutnya untuk alokasi anggaran investasi tahun depan, PPA siap mengalokasikan dana hingga Rp10 triliun. Porsi investasi tahun 2019 bukan hanya bergerak di sektor pertambangan dan migas, tapi juga memperluas portofolio unit bisnis lainnya.
“Sesuai RKAP, kita alokasikan Rp10 triliun, jadi kita belajar untuk tumbuh dan progresif. Di sisi lain, PPA juga membantu pemerintah dalam meningkatkan produktivitas nasional,” ujarnya.