Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Cerita Bos Didi Chuxing Kalahkan Uber di China

Koran SINDO , Jurnalis-Selasa, 04 Desember 2018 |10:10 WIB
Cerita Bos Didi Chuxing Kalahkan Uber di China
Foto: Searchplus
A
A
A

JAKARTA - Sebagai CEO perusahaan ride-sharing terbesar di China, Didi Chuxing, Cheng Wei justru tidak bisa menyetir.

Ketika mendirikan perusahaan tersebut pun dia tidak memiliki mobil. Namun, itu membuktikan bahwa Anda tidak harus menjadi ahli di bidang Anda untuk memulai sebuah bisnis. Anda hanya perlu menyelesaikan masalah yang membuat orang mau membayar.

Bagi Cheng, dia menggambarkan dirinya sebagai konsumen ideal Didi Chuxing, yakni muda, profesional yang sangat tech savvy, bergaji besar, dan sangat bergantung pada transportasi umum untuk bepergian dari satu tempat ke tempat lainnya.

 Baca Juga: Wih, Didi Chuxing Penguasa Transportasi Online China

Cheng selalu mengatakan bahwa Didi dan Uber bukanlah perusahaan yang sama.

“Didi tidak mau disebut sebagai Ubernya China. Kami terhubung dalam 80% jaringan rental mobil di China, sedangkan Uber tidak,” ungkapnya.

Lahir dan besar di China, Cheng Wei merasa lebih memahami karakter konsumen di China. Karena itu, perusahaannya berkembang luar biasa cepat.

Hanya dalam empat tahun, Didi mampu menyaingi kompetitor besar seperti Uber yang dikenal memiliki jaringan global. Itu, diraihnya dalam usia yang masih sangat muda.

Dua tahun lalu, ketika usianya 33 tahun, Cheng dianugerahi titel sebagai CEO termuda yang mampu mengembangkan perusahaan bernilai miliaran dolar di China. Tetapi, Cheng memang cerdas.

Menurutnya, rahasia sukses yang dia lakukan adalah selalu belajar sembari bekerja. Itu dia pelajari saat masih bekerja di Alibaba. Saat itu pun Cheng sudah menjadi VP di Alipay dalam usia yang masih sangat muda.

 Baca Juga: Fakta Transaksi Tukar Guling Saham Uber-Didi Chuxing

Sudah bekerja selama tujuh tahun di perusahaan tersebut, Cheng menangani beberapa lini, seperti sales dan pengembangan alternatif pembayaran Alipay.

Nama Didi didasarkan pada suara klakson mobil. Perusahaan tersebut pun memang tidak hanya memiliki layanan ride hailing, tetapi juga meluaskan pasar ke berbagai layanan lain, misalnya sepeda.

Didi juga satu-satunya perusahaan di dunia yang menerima dukungan dari ketiga raksasa perusahaan terbesar di China, yaitu Baidu, Alipay, dan Tencent (BAT), dan terus mendominasi dan berinovasi tidak hanya dalam ekonomi bersama China, tetapi juga dalam solusi perusahaan, AI, bahkan keamanan lalu lintas.

 Baca Juga: Revisi Regulasi Baru Taksi Online Masih Dimatangkan

Setelah membangun fondasi perusahaan, Cheng melakukan apa yang dilakukan kerajaan besar; memperluas dan menaklukkan kerajaan yang mengelilinginya.

Mereka pertama kali mengakuisisi Bumblebee DaChe pada 2012, dengan cepat diikuti aliansi strategis di perusahaan ridesharing India (layanan perjalanan Ola) Asia Tenggara (Grab), dan Amerika Utara (Lyft).

Namun, langkah Didi yang paling penting adalah ketika bergabung dengan KuaiDi Da Che pada 2015, yang pada saat itu merupakan pelopor utama lainnya di sektor angkutan penumpang yang ramai di China. Penggabungan itu mengubah lanskap pasar dan menjadikan Didi sebagai pemimpin.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement