JAKARTA – Tragedi jatuhnya pesawat Boeing 737-Max 8 Lion Air di perairan Karawang (29/10) memicu konflik bisnis antara Lion Mentari Airlines dan pabrikan Boeing Co. Bahkan, pesanan ratusan pesawat senilai USD22 miliar terancam batal.
Ancaman pembatalan mega transaksi tersebut disampaikan langsung pemilik maskapai Lion, Rusdi Kirana. Ancaman ini muncul karena dia kecewa dengan pabrikan pesawat terbesar dunia tersebut, yang merespons kecelakaan dimaksud secara tidak adil dan merugikan maskapainya.
Untuk diketahui, transaksi USD22 miliar untuk memesan 230 pesawat Boeing. Dari transaksi tersebut, Lion menjadi maskapai pertama di Asia yang mencicipi jenis 737 Max sekaligus menjadi pengguna pertama jenis 737 Max 9 secara global.
Baca Juga: Boeing Keluarkan Safety Warning Pesawat 737 Max 8
Lion juga tercatat sebagai pembeli ketiga terbesar untuk generasi baru 737 tersebut, setelah Southwest Airlines dan Fly Dubai.
Kesepakatan tersebut juga termasuk hak untuk memesan 150 pesawat tambahan. Sejauh ini Lion Air memiliki 188 pesanan yang tertunda untuk 737 Max, dua untuk 737-900ER dan 178 pesanan untuk model Airbus A320neo.
Lion dijadwalkan mendapat tujuh pesawat tahun depan, kemudian 24 pesawat pada 2020, dan 35 pesawat pada 2021 “Saya merasa dikhianati. Saya menyiapkan dokumen untuk mengajukan pembatalan. Semua masih dalam pertimbangan sekarang,” ujar co-founder Lion Mentari Airlines Rusdi Kirana dalam wawancara telepon dengan Bloomberg kemarin.
“Secara etis, tak seorang pun harus memberikan opini mereka pada laporan awal. Saya salah satu pembeli terbesar mereka. Sekarang kami dalam situasi sulit. Sebagai mitra, mereka seharusnya membantu, tidak memberi kesan negatif pada kami,” imbuh Rusdi yang juga Dubes RI untuk Malaysia.
Apakah ancaman Rusdi benar-benar akan diwujudkan?
Presiden Direktur Lion Air Edward Sirait menyatakan maskapai Lion Air belum membuat keputusan resmi tentang pembatalan pesanan Boeing itu. Dia juga belum bicara dengan Rusdi Kirana setelah komentar tentang pembatalan itu.
”Sebagai pemilik, sebagai founder, dia dapat bicara seperti itu, tapi kami perlu melihat nuansa. Langkah resmi akan diambil oleh organisasi,” ujar Sirait.
Baca Juga: Investigasi Kecelakaan Lion Air, Menhub: KNKT Masih Diskusi di Amerika
Pihak perusahaan Lion ternyata telah menyiapkan data-data untuk mendukung pernyataan Rusdi Kirana mengenai jatuhnya pesawat Lion Air PK LQP beberapa waktu lalu yang terkesan disebabkan kesalahan teknisi Lion Air. “Kami mempersiapkan semua dokumen data-data kenapa sampai mereka kesannya mengarah ke teknisi. Kami support dengan data-data pendukung mengenai apa yang menjadi pernyataan Pak Rusdi Kirana,” ujar Direktur Operasional Lion Air Capt Daniel Putut di Jakarta kemarin.
Dia menandaskan, pertimbangan menghentikan pemesanan pesawat Boeing 737 Max 8 dimungkinkan jika pihak pabrikan Boeing tidak menjelaskan kondisi sebenarnya.
“Makanya kami di Lion Air juga dalam tahap menunggu. Apa yang kami punya dan apa yang dimiliki dari hasil investigasi sementara KNKT. Jadi, apa-apa yang menjadi pertimbangan untuk menghentikan pemesanan Boeing itu bisa saja terjadi,” ungkapnya.
Baca Juga: Tragedi Lion Air, Kemenhub Lakukan Pemeriksaan terhadap 117 Pesawat
Adapun dari pihak Boeing, mereka memilih berupaya meredakan ketegangan dengan maskapai itu. Pabrikan asal Amerika Serikat itu menyatakan Lion Air merupakan konsumen bernilai dan Boeing mendukung mereka melalui masa sulit ini.
“Hati kami untuk semua orang yang terkena dampak ini dan keamanan prioritas nomor satu kami. Kami mengambil semua langkah untuk sepenuhnya memahami seluruh aspek kecelakaan ini dan kami bekerja sama dengan tim investigasi serta semua otoritas regulator yang terkait,” papar pernyataan Boeing.