Dia menjelaskan, saat ini mahasiswa semua sudah punya rekening, namun pelajar tidak semuanya. Termasuk pelajar di sekolah keagamaan. Mereka boleh pilih, misalnya NU maupun Muhammadyah bisa dengan berbasis syariah.
"Kita nantinya harus bekerjasama dengan Kemendikbud, Kemendag, supaya semua siswa di Indonesia punya rekening. Itu satu," tuturnya.
Kedua, lanjut dia, memahami keuangan inklusif itu tidak hanya soal rekening tabungan, di mana DNKI juga dorong supaya tidak ada dormant account (rekening tidur) yang punya account tapi tidak jalan. Dan DNKI harus budayakan mereka. Nanti dengan hari Menabung Nasional, setiap hari tertentu orang-orang akan menabung.
Baca Juga: OJK: Masyarakat Harus Gemar Menabung
"Nanti masyarakat Indonesia tidak hanya punya account tapi membudayakan mereka bisa saving. Karena kenyataannya, rasio tabungan terhadap produk domestik bruto (PDB) kita masih rendah. Sementara, pendapatan kita akan meningkat masyarakatnya, marginal propensif ? To save masih rendah," ungkapnya.