Dia menyatakan, pengelolaan tersebut terlihat dari realisasi APBN 2018 yang mampu menhimpun penerimaan melampaui target, yakni mencapai Rp1.942,3 triliun atau setara 102,5% dari target. Selain itu defisit APBN tahun lalu juga menurun, jadi sebesar Rp259,9 triliun atau 1,76% dari Produk Domestik Bruto (PDB) dibandingkan tahun 2017 sebesar Rp 325,9 triliun atau 2,19% dari PDB.
"Jadi APBN itu alat. Di mana defisit atau surplus itu bagian dari alat untuk kelola ekonomi, itu sistemnya dinamis. Yang penting kita bisa berkelanjutan," ujarnya.

Adapun posisi utang pemerintah hingga akhir Desember 2018 sebesar Rp4.418,30 triliun. Angka ini setara 29,98% dari Produk Domestik Bruto (PDB), namun masih di dalam batas yang ditetapkan 60% dari PDB.
Bila dibandingkan dengan posisi di tahun lalu, realisasi tersebut mengalami kenaikan. Pada Desember 2017 utang pemerintah tercatat sebanyak Rp3.995,25 triliun.
(Feby Novalius)