Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Harta Bertambah Rp116 Triliun, Bos Louis Vuitton Jadi Pengusaha Terkaya ke-4 Dunia

Harta Bertambah Rp116 Triliun, Bos Louis Vuitton Jadi Pengusaha Terkaya ke-4 Dunia
Foto: Bos Louis Vuitton (CNBC)
A
A
A

NEW YORK - Meski banyak pihak mengkhawatirkan perlambatan pertumbuhan ekonomi China, namun selera konsumen Negeri Tirai Bambu akan barang mewah tidak memudar. Penjualan tas dan produk-produk dari Louis Vuitton terus meningkat, sehingga mendorong pendapatan Louis Vuitton Moët Hennessy (LVMH).

Melansir dari Bloomberg, Kamis (31/1/2019), penjualan produk mewah di China telah menambah pundi-pundi kekayaan sang pemilik, Bernard Jean Étienne Arnault, sebanyak USD4,3 miliar. Jika dikonversi ke Rupiah, nilai tersebut setara Rp60,11 triliun (estimasi kurs Rp13.980 per USD).

Hal ini membuat saham produsen barang mewah yang berbasis di Paris itu, melonjak 6,9%, terbesar sejak pertengahan 2016, karena laba kuartal IV-2018 melampaui perkiraan analis tentang kuatnya permintaan LVMH di China. Arnault mengendalikan lebih dari 50% saham di LVMH melalui perusahaan keluarga, Groupe Arnault SE.

 Baca Juga: Kekayaan Miliarder Dunia Naik 2% Sepanjang 2018

Selama setahun, penjualan LVMH di seluruh dunia meningkat, sehingga kekayaan Arnault (69 tahun) telah melonjak USD8,3 miliar. Hasil tersebut membuat total kekayaannya menjadi USD76,9 miliar atau setara Rp1.075 triliun.

Dengan jumlah kekayaan sebesar itu, peringkat Arnault melompat ke daftar pengusaha terkaya nomor empat di dunia. Menempatkannya dalam jarak sangat dekat dengan legenda investor, Warren Buffett, yang saat ini berada di peringkat ketiga Index Billionaires Bloomberg dengan total kekayaan USD84,8 miliar.

Peringkat pertama masih dipegang oleh pendiri Amazon, Jeff Bezos, yang kekayaannya bertambah USD6,1 miliar. Nomor dua dipegang oleh pendiri Microsoft Inc., Bill Gates yang kantongnya bertambah USD889,4 juta.

Mengutip dari Wikipedia, sepak terjang Arnault dalam bisnis dimulai pada 1971, setelah lulus dari École polytechnique. Ketika itu, ia bergabung dengan perusahaan ayahnya. Meski demikian, pada 1976, ia mengambil keputusan brilian dengan mengubah fokus bisnis perusahaan, dari manufaktur menjadi real estat.

Baca Juga: Orang-Orang Superkaya yang Hidup Sederhana

Menggunakan nama Férinel, Arnault sukses mengembangkan usaha di bidang lodging (penginapan) dan hospitality. Tahun 1979, dia menggantikan ayahnya sebagai presiden perusahaan.

Lima tahun berselang, dia mengakuisisi Financière Agache, sebuah perusahaan barang mewah. Arnault menjadi CEO Financière Agache dan kemudian mengambil alih Boussac Saint-Frères, sebuah perusahaan tekstil yang menuju bangkrut. Boussac memiliki jaringan ritel dan department store.

Kemudian, Arnault memoles perusahaan ini, lalu menjual hampir semua aset, kecuali merek Christian Dior yang bergengsi dan department store Le Bon Marché.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement