Edy mengatakan disparitas harga jual gas di Indonesia membuat sejumlah perusahaan tidak berani berkembang.
Misalnya saja, industri keramik di Sumatera Utara yang harus terbebani harga gas 9,3 dolar AS per mmbtu akhirnya tidak mampu meningkatkan kapasitas produksinya. Industri itu hanya beroperasi untuk memenuhi kebutuhan daerah dan tidak berani mengekspor sehingga usahanya tidak berkembang.
"Kalau harganya sama, biarlah semua bertarung dari segi kreativitas, desain dan kualitas. Kalau bisa diberi harga gas yang sama dengan di Jawa," katanya.
(Feby Novalius)