COLOMBO – Miliarder asal Denmark, Anders Holch Povlsen, pemilik tunggal ritel busana Bestseller telah kehilangan tiga dari empat anaknya dalam insiden pengeboman di Sri Lanka pada Minggu (21/4) yang menewaskan sedikitnya 290 orang.
Kabar itu dibenarkan orang Bestseller, namun tidak diungkapkan nama tiga anak tersebut. Bersama Anne Storm Pedersen, Povlsen dikaruniai empat anak. Mereka tinggal di Aarhus, Denmark. Povlsen merupakan sosok yang terkenal di Eropa atas kesuksesannya di bidang bisnis.
Sampai Agustus tahun lalu total kekayaan pria berusia 46 tahun tersebut di perkirakan mencapai USD6,7 miliar (Rp94 triliun).
Baca Juga: Bom Sri Lanka: Diduga Dilakukan atas Bantuan Jaringan Internasional
Sehari sebelum tragedi, salah satu anak Povlsen, Alma, mengunggah foto liburan bersama Astrid, Agnes, dan Alfred di depan kolam renang. “Saya dapat mengonfirmasi tiga anak Povlsen meninggal dunia. Saat ini kami meminta agar mereka diberikan privasi,” kata Juru Bicara Bestseller, Jesper Stubkier, dikutip Dailymail.
Povlsen bertemu Anne saat dia masih bekerja sebagai sales di Bestseller. Mereka kini sedikitnya memiliki 11 perumahan mewah dan satu istana seluas 89.000 hektare (ha). Atas hobinya itu, Povlsen dikenal sebagai juragan tanah Inggris yang melampaui Putra Bangsawan Atholl (144 ha) dan Pangeran Wales (130 ha).
Povlsen mulai memperluas propertinya sejak 12 tahun lalu setelah sukses mengakuisisi Glenfeshie, tanah seluas 42.000 hektare di Taman Nasional Cairngorms, senilai 7,9 juta pounds terling (Rp144 miliar). Sumber kekayaannya tidak hanya berasal dari Bestseller, tapi juga Jack & Jones, Vero Moda, dan asos.com. Pemerintah Sri Lanka menuduh kelompok Jamaah Tauhid Nasional (National Thow heed Jamaath/NTJ) sebagai dalang dibalik pengeboman itu. Mereka diduga memperoleh bantuan internasional.
Sejumlah barang bukti telah disita dari sebuah kamar hotel yang diduga digunakan tersangka sebelum serangan. Tujuh tersangka bom bunuh diri menyerang tiga hotel bintang lima dan tiga tempat ibadah umat Kristen di sejumlah titik selama malam Paskah.
Baca Juga: Soal Bom Sri Lanka, Anies: Tunjukkan Getarannya Tak Hancurkan Jiwa dan Semangat Bangsa
Komisaris Tinggi Sri Lanka untuk Inggris Manisha Gunsekera mengatakan, sebanyak 32 warga asing telah masuk dalam daftar korban tewas, termasuk delapan dari Inggris. Sisanya di duga berasal dari Belanda, Turki, Australia, dan Portugal. Data pada Senin (22/4/2019), jumlah korban meninggal sudah mencapai 290 orang. Angka terbaru ini telah dikonfirmasi kepolisian Sri Lanka.
Pemerintah, seperti dikutip BBC, berencana untuk mengadakan pertemuan dewan keamanan untuk menilai tingkat ancaman di negara itu. Selain korban meninggal tercatat 290 orang, sekitar 500 orang lainnya juga menderita luka-luka.
“Kami tak menyangka serangan itu dilakukan sekelompok orang yang dikekang di negara ini. Kami yakin ada jaringan internasional yang membantu karena tanpa itu mereka tidak akan dapat melancarkan serangan,” kata Jubir Kabinet Rajitha Senaratne.