“Pertumbuhan signifikan terjadi pada tahun 2017 yaitu mencapai 19% menyusul penutupan produksi sarung tangan berbahan baku PVC di Tiongkok sehingga terjadi peralihan konsumsi. Meski tahun 2018 pertumbuhan pasar hanya 7,2% namun tahun 2019 diperkirakan konsumsi akan meningkat 11,9% dan tentunya akan berkontribusi positif bagi Perseroan,” ungkap Ridwan.
Permintaan pasar yang tinggi diiringi dengan efisiensi yang meningkat, sehingga Perseroan mencatat tingkat biaya yang semakin baik pada kuartal I-2019. Perseroan mencatat kenaikan laba kotor sebesar 18,63% menjadi Rp38,17 miliar pada kuartal I-2019 dibandingkan Rp32,17 miliar pada kuartal I-2018. Marjin laba kotor juga meningkat pada kuartal I-2019 menjadi 43,35% dibanding 41,01% pada kuartal I-2018.
Baca Juga: Naik 67,09%, Mark Dynamics Bukukan Laba Rp82,29 Miliar
Perseroan juga mencatat laba sebelum pajak sebesar Rp30,90 miliar pada kuartal I-2019 dengan marjin 35,09%. Sementara pada kuartal I-2018 nilai laba sebelum pajak sebesar Rp25,14 miliar dengan marjin laba 32,04%. Hal ini terjadi menyusul Perseroan menurunkan beban operasional, salah satunya dari penurunan biaya umum dan administrasi sebesar 26,11% dari Rp 6,40 miliar pada kuartala I-2018 menjadi Rp 4,73 miliar pada Q1 2019.
Perseroan berhasil meningkatkan laba komprehensif sebesar 26,48% menjadi Rp23 miliar per 31 Maret 2019 dibandingkan Rp 18,18 miliar per 31 Maret 2018. Namun demikian menyusul stock split dengan rasio 1 : 5 yang efektif berlaku sejak bulan Februari 2019, nilai laba per saham berkurang menjadi Rp6,07 per saham pada kuartal I-2019 dibandingkan dengan Rp23,74 per saham pada kuartal I-2018.
(Feby Novalius)